Quantcast
Channel: Musholla RAPI Online
Viewing all 3027 articles
Browse latest View live

Siti Masyitoh

$
0
0

Ketika itu Nabi Musa AS yang masih bayi dimasukkan oleh ibunya ke dalam peti dan kemudian dihanyutkan ke sungai Nil, agar selamat dari pembantaian raja Fir’aun. Yang membuat peti adalah Hizqil suami Masyitoh. Maka dengan ketentuan Allah SWT peti yang berisi bayi Musa itu ditemukan oleh Siti Asiah isteri Fir’aun yang sudah beriman kepada Allah SWT secara diam-diam. Atas izin suaminya Asiah memelihara dan mengasuh Nabi Musa sampai dewasa.


Hizqil memiliki isteri solehah dan bekerja sebagai tukang sisir puteri raja Fir’aun. Karena profesinya itu ia sering dipanggil dengan panggilan “Masyitoh”. Dia senantiasa taat terhadap Kitab Taurat yang diajarkan oleh Nabi Musa AS. 

Pada suatu ketika Masyitoh sedang menyisir rambut puteri raja, tanpa disadari sisirnya terjatuh, maka sepontan Masyitoh menyebut nama Allah SWT. Dan terdengarlah ucapan itu oleh sang puteri seraya berkata “Jangan sebut nama itu, sebut saja nama ayahku, kalau tidak aku adukan kepada ayahku”. Masyitoh menjawab “Tidak… Tuhanku hanyalah Allah SWT, dan Dia Tuhan ayahmu juga”. Maka diadukanlah Masyitoh kepada Fir’aun.


Ketika berhadapan dengan Masyitoh, Fir’aun bertanya “Siapakah Tuhanmu?”… “Tuhanku hanyalah Allah SWT yang Maha Satu” jawab Masyitoh tegas. Maka Fir’aun murka dan mengancam akan melemparkan Masyitoh ke dalam minyak mendidih. Namun Masyitoh tetap dalam pendiriannya dengan berkata “Saya hanya takut kepada Allah SWT. Dan tidak ada tuhan selain Allah SWT”. Akhirnya Fir’aun memerintahkan pengawalnya membuat belangga (sejenis kuali raksasa), dan kemudian diisi dengan minyak mendidih.


Maka dilemparlah Masyitoh beserta anak-anaknya ke dalam minyak itu. Dan kini tinggal anaknya yang masih bayi. Sehingga karena kasihan Masyitohpun ragu. Maka dengan kehendak Allah SWT bayi itu dapat berbicara, “Sabarlah wahai ibuku, sesungguhnya kita dalam pihak yang benar”. Akhirnya hilanglah keraguan Masyitoh, dengan penuh gembira dan ikhlas karena Allah SWT sambil membaca “Bismillahi Tawakkaltu ‘alallah Wallahu Akbar”, Siti Masyitoh dan bayinya terjun ke dalam minyak mendidih. 

Akhirnya tulang-tulang Masyitoh dan anak-anaknya dikuburkan di suatu tempat atas permintaan Masyitoh sendiri yang dikabulkan oleh Fir’aun.  Hingga saat ini kuburan Masyitoh tetap harum semerbak, bahkan Nabi Muhammad SAW sempat menciumnya ketika perjalanan Isro’ dan Mi’roj.


ﻴﺎﺍﻴﻬﺎ ﺍﻟﺬ ﻴﻦ ﺍﻤﻨﻭﺍ ﺍﺘﻖ ﺍﷲ ﺤﻖ ﺘﻘﺘﻪ ﻭﻻ ﺘﻤﻭﺘﻦ ﺍﻻ ﻭﺍﻨﺘﻡ ﻤﺴﻠﻤﻮﻦ

“Hai orang-orang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah SWT dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah mati melainkan dalam keadaan Islam.” (QS. Ali Imron : 102)


Habib Abu Bakar bin Alwi Al Habsy

Khasiat Zanjabil (Jahe)

$
0
0
Zanjabil, adalah tumbuhan/tanaman yang namanya disebut-sebut Al-Quran dan juga digunakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam sebagai pengobatan.


Dari Abu Sa’id Al Khudri dia menceritakan, “Raja Romawi pernah menghadiahkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam satu karung jahe. Beliau memberikan kepada setiap orang satu potong untuk dimakan dan aku juga mendapatkan satu potong untuk kumakan.” (HR: Abu Nuaim).


Sementara Allah Subhanahu Wata’ala memujinya dalam salah satu surat yang bunyinya sebagai berikut;


ﻭَﻳُﺴْﻘَﻮْﻥَ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻛَﺄْﺳًﺎ ﻛَﺎﻥَ ﻣِﺰَﺍﺟُﻬَﺎ ﺯَﻧﺠَﺒِﻴﻠًﺎ


“Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.“ (QS: Al Insan (76 ) : 17 )


Para ulama berpendapat bahwa yang dimaksud di dalam ayat ini adalah minuman surga yang di campur zanjabil (jahe).Dalam Tafsir Nurul Qur’an oleh Sayyid Kalam Faqih, beliau mengutip dari perkataan Ibnu Abbas bahwa: “Kenikmatan – kenikmatan yang telah disebutkan Allah dalam al Qur’an adalah yang namanya kita kenal. Misalnya, Dia menyebutkan “minuman segar di campur zanjabil”, zanjabil adalah nama untuk jahe, yaitu tanaman akar – akaran yang aromanya sangat disukai oleh orang Arab (Faqih, 2006 : 52).

Jahe ternyata memiliki berbagai manfaat untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan tubuh anda, yang diantaranya adalah:


1. Penangkal Kanker Yang Sangat Ampuh.  

Setiap orang tentu sangat ingin terhindar dari berbagai jenis serangan kanker yang sangat mematikan tersebut. Jahe memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi. Antioksidan dalam jahe sangat efektif untuk mencegah serangan kanker ke tubuh anda.


2. Membantu Dan Meningkatkan Kesehatan Organ Pencernaan. 

Selain membantu memecah protein dalam berbagai makanan yang dikonsumsi, jahe juga berperan meningkatkan penyerapan nutrisi pada organ pencernaan dan menghindarkan berbagai penyakit yang bisa menyerang organ pencernaan anda.


3. Melegakan Pernafasan. 

Asma merupakan salah satu gangguan kesehatan yang diakibatkan karena seseorang sangat sulit mengambil nafas dengan normal. Mulai mengkonsumsi minuman yang mengandung ekstrak jahe dapat menjadi salah satu solusinya.


4. Penangkal Dan Penyembuh Saat Batuk Maupun Gangguan Pada Tenggorokan. 

Minuman Jahe berkhasiat ganda yaitu pencegah dan dapat digunakan sebagai penyembuh saat seseorang terserang batuk dan sakit pada tenggorokan.


5. Obat Alami Saat Terasa Mual, Muntah Maupun Mabuk Perjalanan. 

Menurut sebuah penelitian, jahe sangat efektif untuk mencegah dan menghindarkan seseorang dari berbagai keluhan kesehatan seperti mual, muntah serta mabuk saat perjalanan.


6. Meningkatkan Nafsu Makan Dengan Segera. 

Makan merupakan kebutuhan atau aktivitas wajib semua orang. Berbagai nutrisi dan vitamin dapat diperoleh dari berbagai makanan yang dikonsumsi. Saat nafsu makan berkurang, mengkonsumsi jahe sebelum makan mampu meningkatkan nafsu makan anda.


7. Berkhasiat Mengurangi Nyeri Saat Haid. 

Bagi para perempuan mulai mengkonsumsi jahe atau minuman yang mengandung jahe bermanfaat untuk meringankan rasa nyeri saat haid yang anda alami.


Fenomena ini menunjukkan bahwa alam dan tumbuhan diciptakan Allah Subhanahu Wata’ala ini tidaklah sia-sia. Sbagaimana dalam Al – Qur’an Surat Al-anbiya’ ayat 16,  “Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan segala apa yang ada diantara keduanya dengan main-main.” Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.


Diambil dari berbagai sumber, beberapa diantaranya dari tulisan Muhammad Anshori

Sholawat Nabi Musa Kepada Nabi Muhammad

$
0
0
Pada kali ini saya mencoba share Sholawat Nabi Musa AS, Disebutkan didalam kitab Saadatut Duroin karangan Syaikh Yusuf Bin Ismail An-Nabhani yang di terjemahkan oleh Al-Habib Muhammad Bin Ali Syahab mengenai sholawat ini telah berkata : 

Syaikh Abdullah Al-Harusyi dalam kitab Kunuzul Asrar beliau mengatakan sebagai berikut :


Bahwa Nabi Allah Musa AS ketika diperlihatkan oleh Allah SWT kepadanya apa yang telah disediakanNya dari segala bentuk kelebihan dan keistimewaan untuk diberikanNya khusus kepada ummat Nabi Nya Sayyidina Muhammad SAW, maka meminta kepada Allah Ta’aala agar dirinya dijadikanNya salah satu dari mereka (salah satu ummat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam). Menanggapi permintaan beliau itu, maka Allah Ta’aala menyuruhnya agar dia memberikan Sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. 

Begitu menerima petunjuk tersebut maka dia pun langsung memberikan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW dengan ungkapan sholawat berikut ini :


ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺧَﺎﺗَﻤِﺎْﻷَﻧْﺐِﺀﺎَﻳِ ﻭَﻣَﻌْﺪَﻥِ ﺍْﻷَﺳْﺮَﺍﺭِﻭَﻡِﻊَﺒْﻧَ ﺍْﻷَﻧْﻮَﺍﺭِ ﻭَﺟَﻤَﺎﻝِ ﺍﻟْﻜَﻮْﻧَﻴْﻦِ ﻭَﺷَﺮَﻑِ ﺍﻟﺪَّﺍﺭَﻳْﻦِ ﻭَﺳَﻴِّﺪِ ﺍﻟﺜَّﻘَﻠَﻴْﻦِ ﺍَﻟْﻤَﺨْﺼُﻮْﺹِ ﺑِﻘَﺎﺏَ ﻗَﻮْﺳَﻴْﻦِ


Sholawat Khotamil Sayyidina Nabi Musa AS : Alloohumma sholli alaa Muhammadin khootamil anbiyaa'i wa ma'danil asroori wa manba'il anwaari wa jamaalil kaunaini wa syarofid-daarooin wa sayyidisy-syaqolain almakhshuushi biqooba qosaini  

Ya Allah limpahkanlah sholawatMu atas pemimpin kami Muhammad penutup kenabian para Nabi, tambang bagi segala rahasia, sumber bagi segala cahaya, keindahan bagi kedua alam, dan kemulian bagi kedua kediaman, pemimpin kedua jenis bangsa yaitu jin dan manusia, yang telah di khususkan baginya dengan suatu kedudukan yang tinggi.


Dan fadhilah dari sholawat Nabi Musa AS tersebut adalah sesiapa berdo'a dengan kalimat sholawat itu dan dirutinkan setiap hari semalam sebanyak 1000 kali dengan niat khusus untuk mengagungkan dan memuliakan Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam serta kedudukan beliau disisi Allah Ta'aala maka dia akan mendapat kekayaan dan kejayaan serta kemuliaan di dunia dan martabat tinggi di akhirat.




Diambil dari Kitab Saadatut Duroin Syaikh Yusuf Bin Ismail An Nabhani dan Kitab Kunuzul Asrar Syaikh Abdullah Al-Harusyi oleh Al-Faqir Abdul Qodir Al-Busthomi

Ternyata Jumlah Rasul Tercantum Di Balik Nama Muhammad

$
0
0
Jika kita bicara sosok Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam, maka tidak akan pernah habis kita ungkapkan. Begitu banyak keistimewaan yang Allah anugerahkan kepada beliau. Semoga sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada beliau, keluarganya, dan para shohabatnya, serta bagi orang-orang yang senantiasa mengikutinya sampai akhir zaman. Aamiin.


Tahukah anda, bahwa jumlah para rosul itu terkandung dalam lafazh “Muhammad” (ﻣﺤﻤﺪ ) ??? Maka kali ini kita akan mengungkap rahasia di balik lafazh tersebut.


Perlu kita ketahui, sebelum ada angka-angka 1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya, manusia menggunakan simbol-simbol untuk menyatakan suatu jumlah tertentu. Kita mengenal angka romawi I untuk melambangkan angka 1, atau V untuk melambangkan angka lima, atau X untuk melambangkan angka 10.


Begitu pula dengan huruf-huruf Arab, setiap hurufnya mengandung simbol angka tertentu. Berikut daftar simbol-simbol angka tersebut:


ﺃ = ;1 ﺏ = ;2 ﺝ = ;3 ﺩ = ;4 ﻫ = 5 ; ﻭ = ;6 ﺯ = ;7 ﺡ = ;8 ﻁ = ;9 ﻱ = ;10 ﻙ = ;20 ﻝ = ;30 ﻡ = ;40 ﻥ = ;50 ﺱ = ;60 ﻉ = ;70 ﻑ = ;80 ﺹ = ;90 ﻕ = ;100 ﺭ = ;200 ﺵ = ;300 ﺕ = ;400 ﺙ = ;500 ﺥ = ;600 ﺫ = ;700 ﺽ = ;800 ﻅ = ;900 ﻍ = 1000


Susunan huruf diatas bukan berdasarkan urutan yang kita kenal, yaitu a ba ta tsa’, dst, akan tetapi berdasarkan susunan “Abjad” seperti yang terlihat dalam urutan di atas ( ﺃ , ﺏ , ﺝ , ﺩ = dibaca “Abjad”). Dan itu semua berasal dari bangsa Arab terdahulu.


Sekarang, mari kita hitung jumlah angka yang terkandung pada lafazh ﻣﺤﻤﺪ . Hitungan ini sudah pernah dilakukan oleh Syaikh al-Malawi yang telah dikutip oleh Imam al-Bajuri (wafat 1277 H):


“Syaikh al-Malawi berkata: “Sebagian ulama telah beristinbath dari nama mulia ini (Muhammad) bahwa ia mengandung jumlah para rosul, yaitu 314. Di dalam kata ﻣﺤﻤﺪ , terdapat 3 mim. Huruf mim jika dijabarkan, maka terdapat huruf ﻡ ﻱ ﻡ (dari kata ﻣﻴﻢ ). Satu ﻡ bernilai 40 dan ﻱ bernilai 10. Maka dalam satu huruf mim bernilai 90. Dalam kata ﻣﺤﻤﺪ , terdapat 3 huruf mim, maka totalnya 90 x 3 = 270. Kemudian ia terdapat huruf ha’ yang jika dijabarkan, terdapat ﺡ dan ﺃ (dari kata ﺤﺄ ). Maka dalam huruf ha’ bernilai 8 + 1 = 9. Begitu juga huruf dal, terdapat ﺩ ﺍ ﻝ , maka nilanya 4 + 1 + 30 = 35. Jika dijumlahkan semuanya, maka totalnya 270 + 9 + 35 = 314. Maka pada nama beliau yang mulia itu, terdapat isyarat bahwa semua kesempurnaan yang ada pada seluruh rosul, semuanya ada pada diri beliau.” Selesai perkataan Syaikh al-Malawi.


Oleh karena itu, sebagian ulama bersyair:


ﺇﻥ ﺷﺌﺖ ﻋﺪﺓ ﺭﺳﻞ ﻛﻠﻬﺎ ﺟﻤﻌﺎ * ﻣﺤﻤﺪ ﺳﻴﺪ ﺍﻟﻜﻮﻧﻴﻦ ﻣﻦ ﻓﻀﻼ

ﺧﺬ ﻟﻔﻆ ﻣﻴﻢ ﺛﻼﺛﺎ ﺛﻢ ﺣﺎ ﻭ ﻛﺬﺍ * ﺩﺍﻝ ﺗﺠﺪ ﻋﺪﺩﺍ ﻟﻠﻤﺮﺳﻠﻴﻦ ﻋﻼ


“Jika engkau menghendaki jumlah sekalian rosul, Maka dia telah dikumpulkan dalam lafazh Muhammad yang merupakan pemimpin dunia dan akhirat, yakni Nabi yang memiliki keutamaan.

Ambillah huruf mim tiga kali, kemudian huruf ha’ dan begitu juga huruf dal, Niscaya engkau dapatkan jumlah para rosul itu.”(Hasyiyah al-Bajuri ‘ala Kifayatil ‘Awam, halaman 17 – 18)

Jumlah di atas sesuai dengan yang dinyatakan oleh Syaikh Zainuddin al-Malibari dalam kitabnya, Fathul Mu’in:“Telah shohih sebuah hadits bahwasannya jumlah para nabi ‘alaihimus sholatu was salam adalah 124.000 sedangkan jumlah para rosul adalah 315 (314 + Nabi Muhammad).”


Begitulah keistimewaan Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam. Semua kesempurnaan yang ada pada seluruh rosul, ada pada diri beliau shollallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, janganlah pernah bosan untuk senantiasa bersholawat dan merindukan beliau. Semoga kita semua termasuk yang diberi syafa’at oleh beliau di hari akhir nanti. Aamiin.




Zafrullah zafrullah

Sejarah Keturunan Rasulullah SAW di Indonesia

$
0
0
Keturunan Nabi Muhammad - Beliau Rasulullah dikaruniai 7 anak 3 laki-laki dan 4 prempuan, yaitu Qasim, Abdullah, Ibrahim, Zaenab, Ruqoiyah, ummu kultsum, dan Fathimah Azzahra. Setiap keturunan berasal dari ayahnya, namun khusus untuk Keturunan Sayyidatuna Fathimah bersambung kepada Rasulullah merekalah keturunan Nabi Muhammad, sebagaimana dalam hadits disebutkan bahwa Rasulullah bersabda: "setiap anak yang dilahirkan ibunya bernasab kepada ayahnya, kecuali anak-anak dari fathimah, akulah wali mereka, akulah nasab mereka dan akulah ayah mereka" (HR.Imam Ahmad)


Sayyidatuna Fathimah dikarunia 2 orang putra yaitu Sayyidina Hasan dan Saayidina Husein, dari kedua cucu Nabi ini lahir para anak cucuk Rasulullah yang hingga kini kita kenali dengan sebutan syarif, syarifah, Sayyid, dan Habib. Keturunan dari Sayyidina Hasan, yaitu sering disebut dengan al-hasni hanya ada sedikit saja di indonesia.

Keturunan dari Sayyidina Husein, Sayyidina Husein wafat di Karbala, beliau mempunyai enam orang anak laki-laki dan 3 wanita, yaitu Ali Akbar, Ali Awsat, Ali Ashghar, Abdullah, Muhammad, Jakfar, Zainab, Sakinah dan Fathimah. Putra Sayyidina Husein keseluruhannya wafat terkecuali Al Awsat atau yang biasa dikenal dengan Nama Imam Ali Zainal 'Abidin, mempunyai putra bernama Muhammad Al-baqir, yang mempunyai Putra bernama Ja'far Ash-Shadiq yang menjadi Guru daripada Imam Hanafi, yang kemudian Imam Hanafi ini memiliki murid Imam Maliki, lalu Imam Maliki memiliki murid Imam Syafi'i dan Imam Syafi'i bermuridkan Imam Ahmad bin Hanbal.


Al-Imam Ja’far Ash-Shodiq dilahirkan pada tahun 80 H riwayat lain menyebutkan 83 H, Meninggal di kota Madinah pada tahun 148 H dan dimakamkan di pekuburan Baqi. Keturunannya yaitu Ali Uraidi yang memiliki putra bernama Muhammad An-nagieb memiliki putra isa arumi dan memiliki putra ahmad al muhajir.


Ahmad bin Isa al-muhajir punya dua orang putra yaitu Ubaidillah dan Muhammad. Ubaidillah hijrah bersama ayahnya ke Hadramaut, Yaman dan mendapat tiga putra yaitu Alwi, Jadid dan Ismail (Bashriy). Keturunan mereka punah dalam sejarah, sedangkan keturunan Alwi tetap lestari. Mereka menamakan diri dengan nama sesepuhnya Alwi, yang kemudian dikenal masyarakat dengan sebutan kaum Sayyid Alawiyin.


Kepindahannya ke Hadramaut disebabkan karena kekuasaan diktator khalifah Bani Abbas yang secara turun-menurun terus memimpin umat Islam, mengakibatkan rasa ketidakpuasan di kalangan rakyat. Akibat dari kepemimpinan yang diktator, banyak kaum muslim berhijrah, menjauhkan diri dari pusat pemerintahan lalu hijrah dan menetap di Hadramaut, Yaman.


Penduduk Yaman khususnya Hadramaut yang mengaku penduduk asli dari qabilah Qahthan, yang awalnya bodoh dan sesat berubah menjadi mengenal ilmu dan berjalan di atas syariat Islam yang sebenarnya. Al-Imam al-Muhajir dan keturunannya berhasil menundukkan masyarakat Hadramaut yang memiliki faham khawarijme dengan akhlak dan pemahaman yang baik.


Para sayyid Alawiyin menyebarkan dakwah Islamnya di Asia Tenggara melalui dua jalan, pertama hijrah ke India kemudian pada tahap kedua dari India ke Asia Tenggara, atau langsung dari Hadramaut ke wilayah Asia Tenggara melalui pesisir India. Diantara yang hijrah ke India adalah syarif Abdullah bin Husein Bafaqih ke kota kanur dan menikahi anak menteri Abdul Wahab dan menjadi pembantunya sampai wafat. 

Lalu syarif Muhammad bin Abdullah Alaydrus yang terkenal di kota Surat dan Ahmadabad. Dia hijrah atas permintaan kakeknya syarif Syech bin Abdullah Al-Aydrus. Begitu pula keluarga Abdul Malik yang diberi dengan gelar ‘Azhamat Khan’. Dari keluarga inilah asal-muasal keturunan penyebar Islam di Indonesia khususnya di Jawa yang dikenal dengan sebutan Wali Songo. Kemudian dari India, mereka melanjutkan dakwahnya ke Indonesia, yaitu melalui daerah pesisir utara Sumatera yang sekarang dikenal dengan propinsi Aceh.


Menurut Profesor Dr. Hamka, sejak zaman kebesaran Aceh telah banyak keturunan-keturunan Hasan dan Husain itu datang ke Indonesia, tanah air kita ini. Sejak dari semenanjung Tanah Melayu lalu kepulauan Indonesia dan Filipina. Memang harus diakui banyak jasa-jasa dari mereka dalam penyebaran Islam di seluruh Nusantara ini. Penyebar Islam dan pembangun kerajaan islam di Banten dan Cirebon adalah Syarif Hidayatullah yang diperanakkan di Aceh. Syarif kebungsuan tercatat sebagai penyebar Islam di Mindanau dan Sulu. Sesudah pupus keturunan laki-laki dari Iskandar Muda Mahkota Alam, pernah bangsa Sayyid dari keluarga Jamalullail menjadi raja di Aceh. Negeri Pontianak pernah diperintah oleh bangsa Sayyid al-Gadri. Siak oleh keluarga dari bangsa Sayyid Bin Shahab. Perlis (Malaysia) didominasi dan dirajai oleh bangsa dari Sayyid Jamalullail. Yang Dipertuan Agung III Malaysia, Sayyid Putera adalah raja Perlis. Gubernur Serawak yang ketiga, Tuanku Haji Bujang ialah berasal dari keluarga Al-Aydrus.


Kedudukan para sayyid di negeri ini yang turun-temurun menyebabkan mereka telah menjadi anak negeri di mana mereka berdiam. Kebanyakan dari mereka menjadi ulama dan ada juga yang berdagang. Mereka datang dari Hadramaut dari keturunan Imam Isa al-Muhajir dan al-Faqih al-Muqaddam. Mereka datang kemari dari berbagai keluarga. Yang kita banyak kenal dari mereka ialah dari keluarga As-Segaf, Al-Kaff, Al-Athas, Bin Syekh Abubakar, Al-Habsyi, Bafaqih, Al-Aydrus, Al-Haddad, Bin Smith,Al-Hamid ,Jamalullail, Assiry, Al-Aidid, Al-Jufri, Bin Syahab, Al-Qadri, Albar, Al-Mussawa, Gathmir, Bin Aqil, Al-Hadi, Al-Zahir, Basyaiban, Ba’abud, Bin Yahya dan lain-lain.


Orang-orang dari Arab khususnya Hadramaut mulai datang secara masal ke Nusantara pada tahun-tahun terakhir diabad 18, sedangkan kedatangan mereka di pantai Malabar jauh lebih awal. Pemberhentian mereka yang pertama adalah di Aceh. Dari sana mereka lebih memilih pergi ke Palembang dan Pontianak. Orang-orang Arab mulai banyak menetap di Jawa setelah tahun 1820 Masehi, dan qabilah-qabilah mereka baru tiba di bagian Timur Nusantara pada kisaran tahun 1870 Masehi. Pendudukan Singapura oleh Inggris pada tahun 1819 Masehi dan kemajuan besar dalam bidang perdagangan membuat kota itu menggantikan kedudukan Aceh sebagai perhentian pertama dan titik pusat imigrasi bangsa-bangsa Arab. Semenjak pembangunan pelayaran kapal uap di antara Singapura dan Arab, Aceh sudah menjadi tidak penting lagi.


Di pulau Jawa terdapat enam qabilah besar Arab, yaitu di Batavia yang sekarang dikenal dengan nama Jakarta, Cirebon, Pekalongan, Semarang, Tegal, dan Surabaya. Di Madura hanya ada satu yaitu di Sumenep. Qabilah Arab di Surabaya dianggap sebagai pusat qabilah di pulau Jawa bagian Timur. qabilah Arab lainnya yang cukup besar berada di Probolinggo, Lumajang, Pasuruan, Bangil, Besuki dan Banyuwangi. Qabilah Arab di Besuki mencakup pula orang Arab yang menetap di kota Panarukan dan Bondowoso.


Qabilah-qabilah Arab Hadramaut khususnya Alawiyin yang berada lokasi pesisir tetap menggunakan nama-nama qabilah mereka, sedangkan Alawiyin yang tidak dapat pindah ke pesisir karena berbagai sebab, Mereka berganti nama dengan nama-nama Jawa, mereka banyak yang berasal dari keluarga Ba’bud, Basyaiban, Bin Yahya dan lainnya.




Sumber : Kitab Syamsud Dhahiroh, Kitab Aqidatul Awwam, dan berbagai sumber lainnya.

Syair Pujian Untuk Kanjeng Nabi Muhammad SAW

$
0
0
Dinukil dari Kitab Subulul Huda War Rosyad Fii Syiroti Khoiril Ibad Karya Syeh Syamsuddin As Syami, berikut ini adalah syair pujian paman Nabi Muhammad SAW yaitu Sayyidina Abbas bin Abdul Muttholib Rodhiyallohu 'anhu kepada Rasululloh SAW dan syair ini diucapkannya dihadapan beliau shollallohu 'alaihi wasallam.


ﻣﻦ ﻗﺒﻠﻬﺎ ﻃﺒﺖ ﻓﻲ ﺍﻟﻈّﻼﻝ ﻭﻓﻲ # ﻣﺴﺘﻮﺩﻉ ﺣﻴﺚ ﻳﺨﺼﻒ ﺍﻟﻮﺭﻕ


Engkau hidup senang di Surga Engkau tersimpan di tempat yang aman Ketika aurat tertutup dedaunan


ﺛﻢّ ﻫﺒﻄﺖ ﺍﻟـﺒـﻼﺩ ﻻ ﺑـﺸـﺮ # ﺃﻧﺖ ﻭﻻ ﻣﻀﻐﺔ ﻭﻻ ﻋـﻠـﻖ


Kemudian Engkau turun ke bumi Bukan sebagai manusia, segumpal darah maupun daging,


ﺑﻞ ﻧﻄﻔﺔ ﺗﺮﻛﺐ ﺍﻟﺴّﻔـﻴﻦ ﻭﻗـﺪ # ﺍﻟﺠﻢ ﻧﺴﺮﺍً ﻭﺃﻫﻠـﻪ ﺍﻟـﻐـﺮﻕ


tetapi nutfah, yang menaiki perahu Nuh Ketika banjir besar menenggelamkan semuanya


ﻭﺭﺩﺕ ﻧﺎﺭ ﺍﻟﺨﻠﻴﻞ ﻣﻜﺘـﺘـﻤـﺎ # ﺗﺠﻮﻝ ﻓﻴﻬﺎ ﻭﻟﻴﺲ ﺗﺤـﺘـﺮﻕ


engkau telah sampai kedalam apinya Nabi ibrahim berptar didalamnya sehingga Nabi ibrahim tidak terbakar.


ﺗﻨﻘﻞ ﻣﻦ ﺻﺎﻟـﺐ ﺇﻟـﻰ ﺭﺣـﻢ # ﺇﺫﺍ ﻣﻀﻰ ﻋﺎﻟﻢ ﺑـﺪﺍ ﻃـﺒـﻖ


Kemudian engkau berpindah dari sulbi ke rahim Dari satu generasi ke generasi berikutnya


ﺣﺘّﻰ ﺍﺣﺘﻮﻯ ﺑﻴﺘﻚ ﺍﻟﻤﻬﻴﻤﻦ ﻣـﻦ # ﺧﻨﺪﻑ ﻋﻠﻴﺎﺀ ﺗﺤﺘﻬـﺎ ﻧـﻄـﻖ


Hingga kemuliaan dan kehormatanmu berlabuh di nasab terbaik yang mengalahkan semua bangsawan


ﻭﺃﻧﺖ ﻟﻤّﺎ ﻭﻟﺪﺕ ﺃﺷﺮﻗـﺖ ﺍﻷﺭ # ﺽ ﻭﺿﺎﺀﺕ ﺑﻨﻮﺭﻙ ﺍﻷﻓـﻖ


Ketika engkau lahir Bumi bersinar cakrawala bermandikan cahayamu


ﻭﻧﺤﻦ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﻀّﻴﺎﺀ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﻨّﻮ # ﺭ ﻭﺳﺒﻞ ﺍﻟﺮّﺷﺎﺩ ﻧـﺨـﺘـﺮﻕ


Kami pun berjalan di tengah-tengah cahaya, sinar dan jalan yang penuh petunjuk itu


ﺳﺒﻞ ﺍﻟﻬﺪﻯ ﻭﺍﻟﺮﺷﺎﺩ

ﻓﻲ ﺳﻴﺮﺓ ﺧﻴﺮ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩ

ﺷﻤﺲ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﺸﺎﻣﻲ


Syair yang sama juga bisa sahabat temukan dalam Kitab Siyar Karangan Imam Dzihabi, Kitab Almustadrok Karangan Imam Hakim An Naisaburi, Kitab Hilyah Karangan Alhafidz Abu Nu'aim, Kitab Ahkamul Qur'an Karangan Imam Ibnul Arobi, Kitab Al Mugni Karangan Ibnu Qudamah dan masih banyak kitab-kitab yang lainnya.

Pohon Kurma Yang Tak Ingin Berpisah Dengan Nabi

$
0
0
Dari sahabat Buraidah RA, bahwa ada seorang Badui yang minta kepada Nabi agar beliau menunjukkan sebuah bukti mukjizat kenabiannya, lalu Nabi berkata pada Badui tersebut “Katakan pada pohon itu, bahwa Rasulullah memanggilmu!” lalu Badui itu melakukan apa yang diperintahkan beliau, dan seketika itu pula pohon tersebut menggerakkan batang-batangnya ke kanan dan ke kiri, ke depan dan ke belakang, lalu berjalan menapak bumi dengan batang-batangnya menghampiri Nabi dan mengucapkan :


“Salam untukmu Yaa Rasulullah.”


Lalu Badui itu minta agar pohon tersebut kembali ke tempatnya semula, dan pohon itu pun kembali ke tempatnya seperti keadaan sebelumnya setelah diperintahkan oleh Rasulullah. “Izinkan aku untuk bersujud padamu.” Kata Badui itu tadi kepada Rasulullah, dan Nabi berkata:


“Kalau aku mau menyuruh manusia sujud kepada manusia, niscaya aku akan menyuruh seorang istri untuk sujud kepada suaminya.”


Badui berkata “Kalau begitu izinkan aku untuk mencium kedua tangan dan kakimu.” Dan Rasulpun mengizinkannya.”


Dan salah satu mukjizat Nabi Muhammad yang sudah tak asing lagi adalah rintihan batang pohon kurma yang tak ingin berpisah dengan beliau, bahkan kabar ini sudah mencapai derajat Hadits Mutawatir, karena telah banyak diriwayatkan para imam hadits dari belasan sahabat kenamaan seperti Jabir Bin Abdillah, Anas Bin Malik, Abu Sa’id Al Khudry, Buraidah dan lain-lain.


Sahabat Jabir Bin Abdillah RA menuturkan “Atap masjid terbuat dari pelepah kurma, dan bila Nabi sedang berkhutbah beliau bersandar di salah satu sisinya. Namun ketika telah dibuatkan mimbar yang baru untuk beliau, tiba-tiba kami mendengar rintihan tersebut seperti suara gergaji. Hingga masjid mendengung karena suara rintihannya, hingga Nabi menghampirinya dan beliau meletakkan tangan beliau yang mulia lalu ia diam, lalu Nabi memberikan untuknya dua pilihan, beliau bersabda “Kalau kau ingin, aku akan kembalikan kamu ke tempat yang sebelumnya kamu tempati, hingga tumbuh kembali cabang-cabangmu, dan hingga sempurna pertumbuhanmu dengan terus berbuah, dan aku akan menanammu di surga, dan para wali Allah akan memakan dari buahmu?.”

Lalu Nabi mendengarkan pilihannya, dan menyimak apa yang dikatakan pohon tersebut, dan Rasul memberitahukan pilihannya dengan sabdanya (menerjemahkan pembicaraan pohon itu) “Kau tanam aku di surga, dan para wali Allah memakan dari buahanku, hingga aku berada di tempat yang kekal dan tak akan binasa (surga).” Lalu Nabi bersabda “Aku telah memenuhinya…


“Dia telah memilih tempat yang kekal (Akhirat), ketimbang tempat yang fana (dunia).”


Al Imam Hasan Al Bashry bila sedang mengemukakan hadits ini, beliau selalu menangis sambil berkata kepada yang hadir di sekitarnya“Wahai para hamba Allah, sebatang kayu merintih lantaran ia merindukan Rasulullah di tempatnya, maka kalianlah sebenarnya yang lebih layak dan lebih pantas untuk rindu bertemu dengan beliau SAW.”




Sumber: Kitab "Muhammad SAW, Memang Luar Biasa" karya Al Habib Muhamad bin Alwi Al-Haddad

Kisah Kecintaan Sahabat Kepada Rasulullah SAW (1)

$
0
0
Seorang Shahabiyah (Sahabat Wanita) Mulia, Yang Bapaknya, Saudaranya  Dan Suaminya Terbunuh Di Perang Uhud Tatkala Dikabari Berita Duka  Tersebut Justru Ia Malah Bertanya Bagaimana Keadaan Rasulullah  Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Lalu Dikatakan Kepadanya, “Beliau (Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) Baik-Baik Saja Seperti Yang  Engkau Harapkan.” Dia Menjawab, “Biarkan Aku Melihatnya.” Tatkala Ia  Melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Dia Mengatakan,  “Sungguh Semua Musibah Terasa Ringan Wahai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Kecuali Bila Hal Itu Menimpamu.”(Sirah Nabawiyyah  Libni Hisyam, 2:99).


Diriwayatkan Dari Ibnu Sirin, Ia Berkata:  Aku Pernah Berkata Kepada Ubaidah Bin Al-Jarrah, “Aku Memiliki Sebagian  Dari Rambut Nabi SAW. Kami Menerimanya Dari Anas Bin Malik Atau Dari Keluarga Anas.” Maka Ubaidah Berkata,“Sungguh, Satu Lembar Rambut Nabi SAW. Yang Ada Padaku Lebih Aku Cintai Daripada Dunia Dan Seisinya.” (HR.  Bukhari).


Kisah Kecintaan Sahabat Kepada Rasulullah SAW banyak  Diungkapkan Dalam Sejarah. Salah Satunya Ditunjukan Oleh Umar Bin Khatthab.”Ya Rasulullah, Aku Mencintaimu Lebih Dari Segalanya, Kecuali  Jiwaku,” Kata Umar. Mendengar Itu, Rasulullah SAW menjawab, ”Tak  Seorang Pun Di Antara Kalian Beriman, Sampai Aku Lebih Mereka Cintai  Daripada Jiwamu.” ”Demi Dzat Yang Menurunkan Kitab Suci Al-Quran  Kepadamu, Aku Mencintaimu Melebihi Kecintaanku Kepada Jiwaku Sendiri,”  Sahut Umar Spontan. Maka Rasulullah SAW. Pun Menukas, ”Wahai Umar, Kini  Kamu Telah Mendapatkan Iman Itu” (HR. Bukhari).


Seorang Sahabat Mulia Yang Keluarganya Adalah Quraisy, Ia Ditangkap Oleh Quraisy Untuk  Dibunuh, Maka Berkata Abu Sufyan Berkata Kepadanya, “Wahai Zaid, Semoga  Allah Menguatkanmu, Apakah Engkau Senang Bila Muhammad Menggantikan Posisimu Sekarang Untuk Dipenggal Kepalanya Sedang Engkau Duduk Manis Bersama Keluargamu..?!! Maka Spontan Zaid Menjawab, “Demi Allah, Sungguh  Tidakkah Aku Senang Bila Muhammad Sekarang Tertusuk Duri Di Tempatnya, Sedang Aku Bersenang-Senang Bersama Keluargaku.” Abu Sufyan Pun  Mengatakan, “Saya Tidak Melihat Seorang Pun Yang Kecintaannya Melebihi  Kecintaan Sahabat-Sahabat Muhammad Kepada Muhammad.” (Sirah Nabawiyyah  Libni Hisyam, 3:160).


Diriwayatkan Dari ‘Aisyah Ra, Ia Berkata:  Suatu Hari Telah Datang Hindun Binti Utbah, Ia Berkata, “Wahai  Rasulullah! Seluruh Penghuni Rumah Yang Ada Di Muka Bumi, Lebih Aku  Sukai Mereka Terhina Dari Pada Penghuni Rumahmu. Dan Tidak Ada Penghuni  Suatu Rumah Di Muka Bumi Di Pagi Hari Yang Lebih Aku Cintai Agar Mereka  Menjadi Mulia Dari Pada Penghuni Rumahmu." (Mutafaq ‘Alaih)


Betapa  Cinta Sahabat Kepada Rasulullah SAW tergambar Ketika Rasulullah SAW bersama Abu Bakar Ash-Shiddiq Beristirahat Di Gua Tsur Dalam Perjalanan  Hijrah Dari Makkah Ke Madinah Secara Sembunyi-Sembunyi. Kala Itu  Rasulullah SAW tertidur berbantalkan Paha Abu Bakar. Tiba-Tiba Abu Bakar Merasa Kesakitan Karena Kakinya Digigit Kalajengking. Tapi, Dia Berusaha Sekuat Tenaga Menahan Sakit, Hingga Mencucurkan Air Mata, Jangan Sampai Pahanya Bergerak, Khawatir Rasulullah SAW terbangun.


Abu Thalhah Radhiallahu’anhu Pada Waktu Perang Uhud, Beliau Membabi  Buta Melemparkan Panah-Panah Ke Arah Musuh Hingga Rasulullah Shallallahu  ‘Alaihi Wa Sallam Melihat Ada Sedikit Rasa Iba Kepada Musuh. Maka Abu Thalhah Radhiallahu’anhu berkata, “Demi Bapak Dan Ibuku Yang Jadi Tebusanmu,  Wahai Rasulullah, Jangan Engkau Merasa Iba Dengan Mereka, Karena  Panah-Panah Mereka Telah Melukai Dan Menusukmu, Sesungguhnya Leherku  Jadi Tameng Lehermu.” (HR. Bukhari, No.3600 Dan Muslim, No.1811). 


Diriwayatkan Dari Abu Hurairah RA Bahwa Tsumamah Bin Tsaal Berkata: Ya  Muhammad, Demi Allah, Dulu Tidak Ada Di Muka Bumi Ini Satu Wajah Pun  Yang Paling Aku Benci Daripada Wajahmu. Tapi, Akhirnya Wajahmu Menjadi  Wajah Yang Paling Aku Cintai. Demi Allah, Dulu Tidak Ada Suatu Agama Pun  Yang Paling Aku Benci Daripada Agamamu, Tapi Sekarang Agamamu Menjadi  Agama Yang Paling Aku Cintai. Demi Allah, Dulu Tidak Ada Suatu Negeri  Pun Yang Paling Aku Benci Daripada Negerimu, Tapi Sekarang Negerimu  Menjadi Negeri Yang Paling Aku Cintai. (Mutafaq ‘Alaih).


Diriwayatkan Dari ‘Aisyah R.A Bahwa Saad Pernah Berkata: Ya Allah,  Sungguh Engkau Mengetahui Bahwa Tidak Ada Seorang Pun Yang Lebih Aku Sukai Untuk Diperangi Karenamu Daripada Suatu Kaum Yang Mendustakan Rasul-Mu Dan Mengusirnya. (Mutafaq 'Alaih).


Anas Bin Malik  Berkata: Sesunguhnya Rasulullah SAW. Pada Saat Perang Uhud Telah  Terpojok Sendirian Bersama Tujuh Orang Anshar Dan Dua Orang Quraisy  (Muhajirin). Ketika Musuh (Kaum Musyrik) Telah Merangsek Mendekati  Beliau, Beliau Bersabda, “Siapa Yang Bisa Menolak Mereka Dari Kita, Maka  Ia Akan Masuk Surga Atau Menjadi Temanku Di Surga.” Maka Majulah Seorang Laki-Laki Dari Kaum Anshar Lalu Memerangi Musuh Hingga Terbunuh. Kemudian Musuh Kembali Merangsek Mendekat. Beliau Bersabda, “Siapa Yang  Bisa Menolak Mereka Dari Kita, Maka Ia Akan Masuk Surga Atau Menjadi  Temanku Di Surga.” Maka Majulah Seorang Laki-Laki Dari Kaum Anshar, Lalu  Memerangi Musuh Hingga Ia Terbunuh. Hal Seperti Itu Terjadi Berulang-Ulang Hingga Terbunuhlah Tujuh Orang Anshar. Rasulullah  Bersabda Kepada Dua Sahabatnya (Dari Muhajirin), “Kita Tidak Sebanding  Dengan Para Sahabat Kita Itu.”(HR. Muslim)




Habib Muhammad Rafiq

Kisah Kecintaan Sahabat Kepada Rasulullah SAW (2)

$
0
0
Kisah Kecintaan Abu Bakr Ash Shiddiq RA Pada Saat Pertama Kali Beliau Dan Rasulullah SAW  Pergi Ke Ka'bah Untuk Menyatakan Keislamannya Dihadapan Kafir-Kafir  Quraisy dijelaskan dalam Al Bidayah Ibnu Ishaq Juz 3/ 268. Rasulullah SAW Menyarankan Jangan, Tetapi Karena Kecintaan  Beliau Kepada Agama Allah SWT Dan Rasulul-Nya. Beliau Langsung Saja  Mengucapkan Kalimah Tauhid Dihadapan Pemuka-Pemuka Kaum Kafir Quraisy.

Pada Saat Itulah Beliau Dan Rasulullah SAW Diserang Oleh Orang Quraisy  Dan Abu Bakr RA Melindungi Tubuh Rasulullah SAW Dengan Tubuhnya. Abu  Bakar RA Ditendang, Dipukul Dengan Terompah (Sepatu/Kasut) Sehingga  Berdarah Tubuh Beliau Sedemikian Parahnya Sehingga Beliau Tidak Sadarkan  Diri satu Hari Lamanya. Dalam Keadaan Yang Demikian, Bani Teen, Orang Dari  Suku Beliau Membawa Beliau Pulang, Sedang Rasulullah SAW Telah Allah  SWT Selamatkan Dengan Qudrah-Nya.

Setelah Lama Tak Sadarkan Diri Abu Bakr  RA Membuka Mata Dan Kata-Kata Yang Pertama Keluar Dari Mulut Beliau Ialah: "Bagaimana Keadaan Rasulullah SAW ?" Kata-Kata Ini  Berulang-Ulang Terucap Dari Mulut Beliau Dan Berkata: "Demi Allah, Saya Tidak Akan Makan Sesuatu Apapun Sehingga Saya Melihat Wajah Rasulullah  SAW"

Dari Abdullah Bin Abu Bakar Ra., '.Sesungguhnya Sa'ad Bin Muadz R.A Berkata Kepada Nabi SAW. "Ya Rasulullah. Maukah Engkau Kami Buatkan Sebuah Benteng Dan Kami Siapkan Di Sisimu Sebuah Kendaraan. Kemudian Kami Maju Berhadapan Dengan Musuh, Jika Kami Diberi Kemenangan Oleh Allah Maka Itulah Yang Kami Harapkan. Tapi Jika Terjadi Sebaliknya,  Maka Engkau Dapat Segera Pergi Dengan Kenderaan Ini menemui Pasukan  Kita Yang Masih Ada Di Belakang Kita. Sebab Di Belakang Kami Tertinggal  Sejumlah Kaum Yang Sangat Mencintaimu.

Sungguh Andaikata Mereka Tahu  Bahwa Engkau Akan Berperang Pasti Mereka Akan Ikut Semuanya. Akan Tetapi Di Sebabkan Mereka Tidak Tahu Bahwa Engkau Akan Menemui Pasukan Musuh Seperti Ini. Maka Tidaklah Heran Jika Sebahagian Orang Tidak Ikut  Bersama Engkau."

Maka Rasullah SAW Menyatakan Terimakasihnya Dan  Mendoakan Kebaikan Baginya, Kemudian Mereka Membangunkan Sebuah Benteng  Bagi Nabi.

Diriwayatkan Dari ‘Aisyah R.A: Maka Abu Bakar Berkata, “Demi Allah, Sungguh Aku Lebih  Cinta Bersilaturrahmi Kepada Kerabat Rasulullah SAW. Daripada Kepada Kerabatku.” (HR. Bukhari).

Ali bin Abi Thalib, Beliau Pernah  Ditanya Tentang Cintanya Kepada Rasulullah SAW Beliau Menjawab: "Demi  Allah, Kami Menganggap Rasulullah SAW, Lebih Berharga Dari Anak-Anak  Kami Dan Ibu-Ibu Kami. Untuk Berada Disamping Baginda Adalah Lebih  Berharga Kepada Kami Daripada Meminum Air Sejuk Ketika Terasa Terlalu  Dahaga."

Ali Bin Abi Thalib Pulalah Yang Mengantikan Tempat Tidur  Rasulullah SAW Pada Saat Rumah Rasulullah SAW Dikepung Oleh  Pemuda-Pemuda Dan Tukang Bunuh Dari Berbagai Kabilah Di Quraisy Dengan  Senjata Terhunus, Demi Menyelamatkan Rasulullah SAW Beliau Tidur Mengantikan Tempat Tidur Nabi Dan Beliau Rasulullah SAW Tugaskan Untuk Memulangkan Barang Amanah Yang Pernah Dititipkan Oleh Kaum Quraisy Kepada Rasulullah SAW



Habib Muhammad Rafiq

Kisah Kecintaan Sahabat Kepada Rasulullah SAW (3)

$
0
0
Kisah Kecintaan Tsauban, Sahabat Nabi  Muhammad SAW Ini Tinggal Di Madinah Sepanjang Hidup Rasul SAW. Namun  Suatu Saat Dari Hari Ke Hari Tubuhnya Semakin Kurus Dan Ringkih. 

Ketika Ditanya Oleh Sahabat-Sahabat Yang Lain, Beliau Tidak Mau Menjawab. Namun  Saat Ditanya Sendiri Oleh Nabi, Tsauban Menjawab,“Wahai Rasul,  Saya Ini Sebenarnya Orang Yang Kuat. Saya Dapat Menahan Lapar Dan Haus Saya Saat Sedang Tidak Ada Makanan Atau Minuman. Saya Juga Tahan Pergi  Perang Dan Tidak Bertemu Berbulan-Bulan Dengan Keluarga Saya. Tapi Ada  Satu Hal Yang Saya Tidak Tahan, Yaitu Apabila Datang Kerinduan Kepadamu Di Siang Hari, Tak Mampu Aku Tunggu Malam Untuk Berjumpa Denganmu. Apabila Datang Kerinduan Padamu Di Malam Hari, Tak Mampu Ku Tunggu Pagi  Untuk Berjumpa Denganmu. Sepanjang Waktu Itu Aku Berada Dalam Keadaan  Gelisah, Susah, Tidak Enak Makan Dan Tidur Sampai Aku Dapat Berjumpa Denganmu, Ya Rasulullah.

Masalahnya, Saat Di Dunia, Engkau Begitu  Mudah Ditemui. Yang Saya Pikirkan Nanti Di Hari Akhirat. Engkau Adalah  Rasulullah, Sementara Aku Hanyalah Tsauban. Engkau Pasti Akan Ditempatkan Bersama Para Nabi Di Surganya Yang Paling Tinggi. Sementara  Aku, Andai Pun Allah Mengampuni Dosa-Dosaku Dan Berada Di Surga, Pasti  Surgaku Berada Di Bawah Surgamu, Ya Rasulullah. Dan Apalah Artinya Surga  Jika Aku Tidak Dapat Berjumpa Denganmu Ya, Rasulullah. Inilah Yang Membuat Saya Terus Kepikiran Dan Membuatku Semakin Kurus Dan Pucat Wajahku.”

Nabi Terdiam Lalu Allah Memberikan Berita Gembira  Kepada “Tsauban-Tsauban Berikutnya Hingga Sekarang”, Sebuah Wahyu Lewat  Malaikat Jibril. Nabi Segera Tersenyum Dan Berkata, “Wahai Tsauban, Dengarkanlah, Allah Telah Mengirimkan Untukmu Satu Ayat Yang Merupakan Jaminan Bagimu. Satu Ayat Yang Merupakan Kabar Gembira Untukmu Dan  Orang-Orang Yang Mengikuti Jalanmu: “Dan Barangsiapa Yang Mentaati Allah  Dan Rasul(Nya), Mereka Itu Akan Bersama-Sama Dengan Orang-Orang Yang  Dianugerahi Nikmat Oleh Allah, Yaitu Nabi-Nabi, Para Shiddiiqiin,  Orang-Orang Yang Mati Syahid, Dan Orang-Orang Saleh. Dan Mereka Itulah  Teman Yang Sebaik-Baiknya.” (Qs 4: 69)

Terakhir, Simaklah Cerita Sayyidina Abu Bakar Kepada Sahabat-Sahabatnya Dari Para Ulama:

“Di Tengah Perjalanan Hijrah Bersama Nabi Muhammad SAW, Saat Itu Sedang  Musim Panas Yang Sangat Luar Biasa. Di Siang Yang Terik Sekali, Kami  Mencari Naungan Untuk Beristirahat Sampai Matahari Agak Condong Ke Arah  Barat. Setelah Menemukan Naungan, Saya Membersihkan Tempatnya Lalu Saya  Gelar Selimut Kain Untuk Alas Tidur Kemudian Saya Mempersilakan Beliau  Untuk Beristirahat.

Ketika Aku Lihat Nabi Muhammad Sudah Memejamkan Mata, Aku Melihat Keadaan Sekitar Dan Melihat Pengembala  Dengan Kawanan Kambingnya. Saya Menuju Orang Tersebut Dan Bertanya  Kambing Itu Milik Siapa. Pengembala Itu Menyebutkan Nama Seseorang Yang  Sangat Saya Kenal Dan Memiliki Hubungan Baik Dengan Mereka Di Kota Makkah. Kemudian Saya Meminta Pengembala Tersebut Untuk Memerahkan Semangkuk Susu. Begitu Dapat, Saya Berusaha Untuk Mendinginkannya.


Saya Kemudian Mengalirkan Air Di Bawah Mangkuk Tersebut Agar Susunya Menjadi  Dingin. Setelah Itu Saya Menuju Ke Tempat Nabi SAW, Saya Tunggu Hingga  Beliau Bangun. Begitu Nabi Bangun, Saya Sodorkan Susu Tersebut Dan  Menceritakan Dari Mana Susu Tersebut Berasal. Nabi Kemudian Mengambilnya Dan Meminumnya, Sampai Habis Susu Tersebut Dan Hilanglah Dahagaku.”  Ajaib Kan?

Sayyidina Abu Bakar Mempersilakan Rasul Untuk  Beristirahat Sementara Beliau Berjaga. Padahal Yang Bepergian Mereka  Berdua, Seharusnya Yang Kelelahan Juga Pasti Mereka Berdua. Di Kejadian  Selanjutnya, Beliau Bahkan Tidak Mencecap Susu Satu Tetes Pun, Namun  Beliau Mengatakan Hanya Dengan Melihat Nabi Meminumnya, Maka Dahaga  Beliau Ikut Hilang Dan Seakan-Akan Ikut Merasakan Kesegarannya. Karena  Bagi Dia, Keselamatan Nabi, Kenyamanan Nabi, Lebih Daripada Kenyamanannya Sendiri.

Ini Jalan Cinta, Yang Diambil Oleh Para  Sahabat-Sahabat Nabi SAW. Bagaimana? Luar Biasa Bukan Kecintaan  Mereka Kepada Rasululah SAW. Adapaun Kita Ummatnya Yang Berharap Bayak  Pada Beliau. Apa Yang Sudah Kita Perbuat? Sudahkan Kita Mencintainya? Sudahkan Kita Mengikuti Ajaran Dan Sunnahnya?. Melihat Cinta Sahabat  Kepada Beliau Yang Luar Biasa Saja Sudah Membuat Kita Terheran Heran.  Bagaiman Dengan Cinta Nabi Muhammad SAW Kepada Sahabat Dan Kita Umatnya?  Kita Tak Akan Mampu Mengitungnya. Renungkanlah. Allahumma Sholli Alaa  Muhammad.



Habib Muhammad Rafiq

Mati Syahid Saat Berbulan Madu

$
0
0
Pada zaman Rasulullah SAW hiduplah seorang pemuda bernamaZahid yang berumur 35 tahun namun belum juga menikah. Dia merupakan salah seorang Ahlus Suffah yang tinggal di Masjid Madinah. Ketika sedang memperkilat pedangnya, tiba-tiba Rasulullah SAW datang dan mengucapkan salam. Zahid kaget dan menjawabnya dengan agak gugup.

"Wahai saudaraku Zahid, selama ini engkau sendiri saja," Rasulullah SAW menyapa.


"Allah bersamaku ya Rasulullah," kata Zahid.


"Maksudku bukan itu. Kenapa selama ini engkau membujang saja ? Apakah engkau tidak ingin menikah ?" tanya Rasulullah SAW.

Zahid menjawab, "Ya Rasulullah, aku ini adalah seorang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap dan wajahku jelek, siapa yang mau denganku ya Rasulullah ?"


"Asal engkau mau, itu urusan yang mudah !" kata Rasulullah SAW.


Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan sekretarisnya untuk membuat surat yang isinya adalah melamar kepada seorang wanita yang bernama Zulfah binti Said, anak seorang bangsawan Madinah yang kaya raya dan terkenal sangat cantik jelita.


Akhirnya, surat itu dibawa ke rumah Zahid dan oleh Zahid dibawa kerumah Said. Karena di rumah Said sedang ada tamu, maka Zahid setelah memberikan salam kemudian memberikan surat tersebut dan diterima di depan rumah Said."Wahai saudaraku Said, aku membawa surat dari Rasul yang mulia untuk diberikan kepadamu saudaraku."


Said menjawab, "Adalah suatu kehormatan buatku." Lalu surat itu dibuka dan dibacanya.

Ketika membaca surat tersebut, Said agak terperanjat karena tradisi perkawinan Arab yang selama ini biasanya seorang bangsawan harus kawin dengan keturunan bangsawan dan yang kaya harus kawin dengan orang kaya, itulah yang dinamakan"sekufu".


Akhirnya Said bertanya kepada Zahid, "Wahai saudaraku, betulkah surat ini dari Rasulullah ?"


Zahid menjawab, "Apakah engkau pernah melihat aku berbohong ?"


Dalam suasana yang seperti itu Zulfah datang dan berkata, "Wahai Ayah, kenapa sedikit tegang dengan tamu ini ?Bukankah lebih baik disuruh masuk?"

"Wahai anakku, ini adalah seorang pemuda yang sedang melamar engkau supaya engkau menjadi istrinya," kata ayahnya.


Disaat itulah Zulfah melihat Zahid sambil menangis sejadi-jadinya dan berkata, "Wahai Ayah, banyak pemuda yang tampan dan kaya raya. Mereka semuanya menginginkan aku, aku tak mau ayah !" kata Zulfah merasa dirinya terhina.


Maka Said berkata kepada Zahid, "Wahai saudaraku, bukan aku menghalanginya. Tetapi engkau tahu sendiri bahwa anakku tidak mau dan sampaikan kepada Rasulullah bahwa lamaranmu ditolak."


Mendengar nama Rasul disebut ayahnya, Zulfah berhenti menangis dan bertanya kepada ayahnya, "Wahai ayah, mengapa membawa-bawa nama Rasul?"


Akhirnya Said berkata, "Ini yang melamarmu adalah perintah Rasulullah."


Maka Zulfah istighfar beberapa kali dan menyesal atas kelancangan perbuatannya itu dan berkata kepada ayahnya, "Wahai ayah, kenapa sejak tadi ayah tidak berkata bahwa yang melamar ini adalah Rasulullah, kalau begitu segera saja wahai Ayah, kawinkan aku dengan pemuda ini. Karena aku ingat firman Allah dalam Al-Qur’an, “Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul memutuskan (perkara) diantara mereka ialah ucapan, 'Kami mendengar, dan kami taat”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung'". (Qs. An Nur : 51)

Pada hari itu Zahid merasa jiwanya melayang ke angkasa dan baru kali ini ia merasakan bahagia yang tiada tara. Segera setelah itu, Zahid pamit pulang. Sampai di masjid ia langsung bersujud syukur.

Rasul yang mulia tersenyum melihat gerak-gerik Zahid yang berbeda dari biasanya."Bagaimana Zahid ?" tanya Rasulullah.

"Alhamdulillah diterima ya Rasul," jawab Zahid.


"Sudah ada persiapan ?"


Zahid menundukkan kepala sambil berkata, "Ya Rasul, kami tidak memiliki apa-apa."


Akhirnya Rasulullah menyuruhnya pergi ke Abu Bakar, 'Ustman, dan 'Abdurrahman bin 'Auf.

Setelah mendapatkan uang yang cukup banyak, Zahid pergi ke pasar untuk membeli persiapan perkawinan.Dalam kondisi itulah Rasulullah SAW menyerukan umat Islam untuk menghadapi kaum kafir yang akan menghancurkan Islam.

Ketika Zahid sampai di masjid, dia melihat kaum Muslimin sudah bersiap-siap dengan perlengkapan senjata, Zahid bertanya, "Ada apa ini ?"


Sahabat menjawab, "Wahai Zahid, hari ini orang kafir akan menghancurkan kita, apakah engkau tidak mengerti ?".


Zahid istighfar beberapa kali sambil berkata, "Wahh,, kalau begitu perlengkapan kawin ini akan aku jual dan akan kubelikan kuda yang terbagus."


Para sahabat menasehatinya, "Wahai Zahid, nanti malam kamu berbulan madu, tetapi engkau hendak berperang ?"


Zahid menjawab dengan tegas, "Itu tidak mungkin !"


Lalu Zahid menyitir sebuah ayat yang berbunyi, “Jika bapak-bapak, anak-anak, suadara-saudara, istri-istri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih baik kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya (dari) berjihad di jalan-Nya. Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (Qs. At Taubah : 24).


Akhirnya Zahid (Aswad) maju ke medan pertempuran dan mati syahid di jalan Allah.


Rasulullah berkata, "Hari ini Zahid sedang berbulan madu dengan bidadari yang lebih cantik daripada Zulfah."


Lalu Rasulullah membacakan Ayat, “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur dijalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rizki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal dibelakang yang belum menyusul mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”(Qs 'Ali Imran : 169-170).

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati, bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (Qs. Al Baqarah : 154).


Pada saat itulah para sahabat meneteskan air mata dan Zulfah pun berkata, "Ya Allah, alangkah bahagianya calon suamiku itu, jika aku tidak bisa mendampinginya di dunia izinkanlah aku mendampinginya di akhirat."



Ditulis oleh Cecep Syarifuddin

Terbelahnya Bulan (1)

$
0
0
Di zaman Jahilliyah hiduplah raja bernama Habib bin Malik di Syam, Dia penyembah berhala yang fanatik dan menentang serta membenci agama yang didakwahkan Rasulullah SAW.


Suatu hari Abu Jahal menyurati Raja Habib bin Malik perihal Rasulullah. Surat itu membuatnya penasaran dan ingin bertemu dengan Rasulullah dan membalas surat itu Ia akan berkunjung ke Mekah.


Pada hari yang telah ditentukan berangkatlah Ia dengan 10.000 orang ke Mekah. Sampai di Desa Abtah, dekat Mekah, Ia mengirim utusan untuk memberitahu Abu Jahal bahwa Dia telah tiba di perbatasan Mekah. Maka disambutlah Raja Habib oleh Abu Jahal dan pembesar Quraisy.


"Seperti apa sih Muhammad itu?" tanya Raja Habib setelah bertemu dengan Abu Jahal. 

"Sebaiknya Tuan tanyakan kepada Bani Haasyim," jawab Abu Jahal. Lalu Raja Habib menanyakan kepada Bani Hasyim.


"Di masa kecilnya, Muhammad adalah anak yang bisa di percaya, jujur, dan baik budi. Tapi, sejak berusia 40 tahun, Ia mulai menyebarkan agama baru, menghina dan menyepelekan tuhan-tuhan kami. Ia menyebarkan agama yang bertentangan dengan agama warisan nenek moyang kami," jawab salah seorang keluarga Bani Hasyim.


Raja Habib memerintahkan untuk menjemput Rasulullah dan menyuruh untuk memaksa bila Ia tidak mau datang.


Dengan menggunakan jubah merah dan sorban hitam, Rasulullah SAW datang bersama Abu Bakar As Siddiq dan Khadijah. Sepanjang jalan Khadijah menangis karena khawatir akan keselamatan suaminya, demikian pula Abu Bakar. "Kalian jangan takut, kita serahkan semua urusan kepada Allah swt," Kata Rasulullah SAW.


Sampai di Desa Abthah, Rasulullah SAW di sambut dengan ramah dan dipersilahkan duduk di kursi yang terbuat dari emas. Ketika Rasulullah SAW duduk di kursi tersebut, memancarlah cahaya kemilau dari wajahnya yang berwibawa, sehingga yang menyaksikannya tertegun dan kagum


Maka berkata Raja Habib,"Wahai Muhammad setiap Nabi memiliki mukjizat, mukjizat apa yang Engkau miliki?"


Dengan tenang Rasulullah balik bertanya,"Mukjizat apa yang Tuan kehendaki?"


"Aku menghendaki matahari yang tengah bersinar engkau tenggelamkan, kemudian munculkanlah bulan. Lalu turunkanlah bulan ke tanganmu, belah menjadi dua bagian, dan masukkan masing-masing ke lengan bajumu sebelah kiri dan kanan. Kemudian keluarkan lagi dan satukan  lagi. Lalu suruhlah bulan mengakui engkau adalah Rasul. Setelah itu kembalikan bulan itu ke tempatnya semula. Jika engkau dapat melakukannya, aku akan beriman kepadamu dan mengakui kenabianmu," Kata Raja Habib.


Mendengar itu Abu Jahal sangat gembira, pasti Rasulullah tidak dapat melakukannya.


Dengan tegas dan yakin Rasulullah SAW menjawab, "Aku penuhi permintaan Tuan."

Kemudian Rasulullah SAW berjalan ke arah Gunung Abi Qubaisy dan shalat dua rakaat. Usai shalat, Beliau berdoa dengan menengadahkan tangan tinggi-tinggi, agar permintaan Raja Habib terpenuhi. Seketika itu juga tanpa diketahui oleh siapapun juga turunlah 12.000 malaikat.


Maka berkatalah malaikat,"Wahai Rasulullah, Allah menyampaikan salam kepadamu. Allah berfirman,'Wahai kekasih-Ku, janganlah engkau takut dan ragu. Sesunguhnya Aku senantiasa bersamamu. Aku telah menetapkan keputusan-Ku sejak Zaman Azali.' Tentang permintaan Habib bin Malik, pergilah engkau kepadanya untuk membuktikan kerasulanmu. Sesungguhnya Allah yang menjalankan matahari dan bulan serta mengganti siang dengan malam. Habib bin Malik mempunyai seorang putri cacat, tidak punya kaki dan tangan serta buta. Allah telah  menyembuhkan anak itu, sehingga ia bisa berjalan, meraba dan melihat."


Lalu bergegaslah Rasulullah turun menjumpai orang kafir, sementara bias cahaya kenabian yang memantul dari wajahnya semakin bersinar. Waktu itu matahari telah beranjak senja. Matahari hampir tenggelam, sehingga suasananya remang-remang.. Tak lama kemudian Rasulullah SAW berdoa agar bulan segera terbit. Maka terbitlah bulan dengan sinar yang benderang.


Lalu dengan  dua jari Rasulullah mengisyaratkan agar bulan itu turun kepadanya. Tiba-tiba suasana jadi amat menegangkan ketika terdengar suara gemuruh yang dahsyat. Segumpal awan mengiringi turunnya bulan ke tangan Rasulullah. Segera setelah itu Beliau membelahnya menjadi dua bagian, lalu Beliau masukkan ke lengan baju kanan dan kiri.



Sumber: Kisah Nabawi-Mukjizat Nabi

Terbelahnya Bulan (2)

$
0
0
Tidak lama kemudian, Beliau mengeluarkan potongan bulan itu dan menyatukannya kembali. Dengan sangat takjub orang-orang menyaksikan Rasulullah SAW menggengam bulan yang bersinar dengan indah dan cemerlang. Bersamaan dengan itu bulan mengeluarkan suara,"Asyhadu alla ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuluh."


Menyaksikan keajaiban itu, pikiran dan perasaan semua yang hadir terguncag. Sungguh, ini bukan mimpi, melainkan sebuah kejadian yang nyata! Sebuah mukjizat luar biasa hebat yang disaksikan sendiri oleh Raja Habib bin Malik. Ia menyadari, itu tak mungkin terjadi pada manusia biasa, meski ia lihai dalam ilmu sihir sekalipun!


Namun, hati Raja Habib masih beku. Maka ia pun berkata,"Aku masih mempunyai syarat lagi untuk mengujimu."


Belum lagi Raja Habib sempat melanjutkan ucapannya, Rasulullah memotong pembicaraan,"Engkau mempunyai putri yang cacat, bukan? Sekarang, Allah telah menyembuhkannya dan menjadikannya seorang putri yang sempurna."


Mendengar itu, betapa gembiranya hati Raja Habib. Spontan ia pun berdiri dan berseru,"Hai penduduk Mekah! Kalian yang telah beriman jangan kembali kafir, karena tidak ada lagi yang perlu diragukan. Ketahuilah, sesungguhnya aku bersaksi, tiada Tuhan selain Allah dan tiada sekutu baginya; dan aku bersaksi sesungguhnya Muhammad adalah Utusan dan hamba-Nya!"

Melihat semua itu Abu Jahal jengkel dan marah, dengan emosi berkata kepada Raja Habib,"Wahai! Raja Habib engkau beriman kepada tukang sihir ini, hanya karena menyaksikan kehebatan sihirnya?" Namun Raja Habib tidak menghiraukannya dan berkemas untuk pulang.


Sampai di pintu gerbang istana, putrinya yang sudah sempurna, menyambutnya. sambil mengucapkan dua kalimat sahadat. Tentu saja Raja Habib terkejut. "Wahai putriku, darimana kamu mengetahui ucapan itu? Siapa yang mengajarimu?"


"Aku bermimpi didatangi seorang lelaki tampan rupawan yang memberi tahu ayah telah memeluk Islam. Dia juga berkata, jika aku menjadi muslimah, anggota tubuhku akan lengkap. Tentu saja aku mau, kemudian aku mengucapkan dua kalimat sahadat," jawab sang putri. Maka seketika itu juga Raja Habib pun bersujudlah sebagai tanda syukur kepada Allah swt.

"Sungguh, telah dekat hari kiamat, dan telah terbelah bulan, dan ketika melihat tanda-tanda kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, "Ini adalah sihir yang terus-menerus", dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap ...."sampai akhir surat Al-Qamar. 




Sumber: Kisah Nabawi-Mukjizat Nabi

Dakwah Yang Beradab

$
0
0
Dakwah merupakan satu bagian yang tidak dapat ditinggalkan dalam kehidupan umat beragama. Dalam ajaran Islam, ia merupakan suatu kewajiban yang dibebankan oleh agama kepada pemeluknya, baik yang sudah menganutnya ataupun belum.


Syeikh Ali Mahfudh dalam kitabnya Hidayah al-Mursyidin, sebagaimana dikutip oleh KH. Sahal mahfudh, menetapkan definisi dakwah sebagai: ”Mendorong (memotifasi) untuk berbuat baik, mengikuti petunjuk Allah, menyuruh orang mengerjakan kebaikan, melarang mengerjakan kejelekan, agar dia bahagia di dunia dan akhirat”. (KH. Sahal Mahfud, Nuansa Fiqih Sosial, hal 97).


Sementara dakwah menurut Quraish Shihab adalah seruan atau ajakan kepada keinsafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna,  baik terhadap pribadi ataupun masyarakat.(Prof. dr. Quraisy Shihab, Membumikan al-Quran, hal 194)


Dalam  merealisasikan kewajiban dakwah ini, para da’i atau muballighmenggunakan banyak media dan metode, misalnya ceramah, diskusi, bimbingan penyuluhan, penerbitan buku, majalah dan lain sebagainya. Disini perlu ditegaskan bahwa masing masing media dan metode dakwah ini memiliki kelebihan, keistemewaan dan kekurangan, sehingga dibutuhkan kejelian penggunaan media dakwah tertentu sesuai dengan kondisi sasaran dakwah yang dihadapi. Ini dimaksudkan supaya kita tidak fanatik kepada salah satu media dakwah dan menyepelekan kepada media dakwah lainnya.  


Kegiatan dakwah dengan memahami dua definisi dakwah di atas, sepintas lalu tampak begitu mudah dan ringan bahkan nyaris tanpa hambatan. Tetapi kegiatan dakwah dalam tahap implementasi atau praktek di lapangan ternyata tidak sesederhana dan semudah itu. Barangkali kalau sekadar menyampaikan materi atau pesan dakwah saja banyak yang mampu. Namun untuk mencapai keberhasilan atau kesuksesan dakwah, yang ditanda’i salah satunya lewat penerimaan secara sadar dari sasaran dakwah terhadap materi atau pesan dakwah yang kita sampaikan dan inilah letak kesulitannya.


Hal itu membuktikan bahwa dalam menyampaikan materi atau pesan dakwah para juru dakwah terkadang tidak cukup hanya menyampaikan materi dakwahnya secara blak-blakan, lurus, dan transparan. Sebab penyampaian dakwah secara transparan dan apa adanya ini kadang berpotensi besar menyudutkan tradisi, budaya, atau nilai-nilai yang diagungkan oleh masyarakat yang menjadi objek dakwah. Padahal sudah menjadi naluri manusia adalah tidak mau dipersalahkan. Dan orang akan mempertahankan diri secara emosional manakala mereka diserang atau dipojokkan secara psikologis. Bagaimana masyarakat bersedia menerima dakwah jika mubalighnya tidak bisa menghargai mereka?


Ketika seorang da’i dakwahnya tidak mendapat simpati dari masyarakat, janganlah keburu ia menuduh masyarakat tersebut sebagai komunitas masyarakat yang bebal hatinya, tidak mempan oleh nasihat. Justru pertama kali yang harus dikoreksi oleh da’i tersebut adalah cara, sikap, dan strateginya dalam menyampaikan dakwah. Sudah tepat dan benarkah metode yang ia sampaikan?


Oleh karena itu, demi tercapainya keberhasilan dakwah, supaya pesan dakwah diterima dan dipraktekkan oleh objek dakwah diperlukan seni, metode, dan pendekatan yang benar. Dan strategi yang sering menjadi pedoman golongan sunni dan merupakan manhaj dakwah salafusshaleh adalah metode dan cara pendekatan yang sangat bagus dan persuasif, yaitu dengan hikmah, mauidzah hasanah, dan diskusi atau dialog dengan cara yang lebih baik. Metode ini digali dari al-Quran surat an-Nahl ayat 125.


KH. Ahmad Shiddiq mengutip dari tafsir al-Khazin menerangkan lebih detail tiga metode di atas. Mengajak dengan hikmah, artinya memberi keterangan yang mantap, kokoh, dan benar. Atau menggunakan dalil-dalil yang benar yang mengungkapkan kebenaran dan menghilangkan keragu-raguan.


Mauidzahhasanah artinya memberi petunjuk yang menggairahkan kepada kebenaran serta menunjukkan bahaya atau akibat perbuatan buruk, yang mengesankan kasih sayang perawat bagi pasien. Metode dialog atau debat yang lebih baik artinya menggunakan pendekatan yang lemah lembut. (KH. Ahmad Siddiq, Khittah Nahdliyah, hal 85)


Kenapa penulis artikel ini mengatakan bahwa dakwah dengan ketiga metode diatas adalah metode terbaik dan persuasif? Karena dengan modal metode seperti itu, seperti apapun keadaan sasaran dakwah, sang da’i tetap menghargai meraka, memosisikan mereka sebagai manusia yang tidak hanya memiliki akal tetapi juga emosi dan perasaan yang tidak boleh diperlakukan seenaknya layaknya patung. Dan inilah istilah yang penulis sebut sebagai dakwah yang beradab.


Dengan demikian karena objek dakwah merasa dihargai dan diperlakukan selayaknya manusia lainnya, maka penerapan dakwah dengan metode hikmah, mauidzah hasanah dan mujadalahbiahsan ini punya peluang lebih besar untuk diterima dan mendapat simpati dari masyarakat. Berbeda dengan metode dakwah yang disampaikan dengan jalan kekerasan, paksaan dan cara-cara yang bersifat sarkastik, alih-alih masyarakat akan bersimpati dan menerimanya,  justru perlawanan dan permusuhanlah yang akan dikobarkan oleh mereka. Atau seandainya mereka mau menerima,  besar dugaan penerimaan mereka itu karena keterpaksaan yang semu sifatnya, bukan penerimaan atas dasar kesadaran diri. WallahuA’lam




Ust. M. Haromain pada Mading Hidayah Lirboyo

5 Alasan Mengapa Nabi Muhammad Adalah Orang Arab (1)

$
0
0
Musim maulid seperti ini banyak sekali ceramah yang mengupas tentang kisah lahirnya Nabi Muhammad SAW. Ada satu pertanyaan menggelitik saat membahas tentang kelahiran beliau, yaitu apa rahasia dan hikmah dibalik takdir Allah SWT menetapkan bahwa Nabi dan Rasul terakhir yang risalahnya berlaku untuk seluruh umat manusia, harus beruwujud seorang Arab, yakni berbangsa dan juga berbahasa Arab. Kenapa bukan orang Eropa saja, atau Cina, atau Afrika, atau juga orang Betawi?

Kenapa Allah SWT memilih untuk menurunkan risalah abadi dan universal itu di tanah Arab? Memangnya apa sih keistimewaan Jazirah Arabia itu?

Pernyataan ini cukup menggeletik rasa ingin tahu kita, mengingat saat ini negeri Arab justru menjadi pusat konflik bersenjata international. Negeri yang tidak pernah sepi dari huru-hara dan kerusuhan. Kalau kita kaitkan dengan visi misi Islam yang salah satunya adalah rahmatan llil-alamin, rasanya kok rada kehilangan makna.

Sesungguhnya sudah ada banyak kajian tentang hal ini, salah satu apa yang ditulis oleh Syaikh Dr. Said Ramadhan Al-Buthi dan beberapa ulama lainnya.

Al-Buthi menegaskan bahwa turunnya Islam pertama di negeri arab bukan sekedar kebetulan. Juga bukan semata karena di sana ada tokoh paling jahat semacam Abu Jahal cs. Namun ada sekian banyak skenario samawi yang akhir-akhir ini mulai terkuak. Kita di zaman sekarang ini akan menyaksikan betapa rapi rencana besar dan strategi Allah jangka panjang, sehingga pilihan untuk menurunkan risalah terakhir-Nya memang negeri Arabia.

Apa yang disebutkan Al-Buthi itu benar. Negeri Arab yang meski tandus, tidak ada pohon dan air, namun negeri ini menyimpan banyak alasan untuk mendapatkan kehormatan itu. Saya mencoba menuliskan beberapa alasan rabbani dan hikmah itu, di antaranya yang bisa kita gali adalah:

1. Di Jazirah Arab Ada Rumah Ibadah Pertama

Tanah Syam (Palestina) merupakan negeri para nabi dan rasul. Hampir semua nabi yang pernah ada di tanah itu. Sehingga hampir semua agama dilahirkan di tanah ini. Yahudi dan Nasrani adalah dua agama besar dalam sejarah manusia yang dilahirkan di negeri Syam.

Namun sesungguhnya rumah ibadah pertama di muka bumi justru tidak di Syam, melainkan di Jazirah Arabia. Yaitu dengan dibangunnya rumah Allah (Baitullah) yang pertama kali di tengah gurun pasir jazirah arabia.

Rumah ibadah pertama itu menurut riwayat dibangun jauh sebelum adanya peradaban manusia. Adalah para malaikat yang turun ke muka bumi atas izin Allah untuk membangunnya. Lalu mereka bertawaf di sekeliling ka`bah itu sebagai upaya pertama menjadikan rumah itu sebagai pusat peribadatan umat manusia hingga hari kiamat menjelang.

Ketika Adam as diturunkan ke muka bumi, beliau diturunkan di negeri yang sekarang dikenal dengan India. Sedangkan isterinya diturunkan di dekat ka`bah. Lalu atas izin Allah keduanya dipertemukan di Jabal Rahmah, beberapa kilometer dari tempat dibangunnya ka`bah.

Maka jadilah wilayah sekitar ka`bah itu sebagai tempat tinggal mereka dan ka`bah sebagai tempat pusat peribadatan umat manusia. Dan di situlah seluruh umat manusia berasal dan di tempat itu pula manusia sejak dini sudah mengenal sebuah rumah ibadah.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:

Sesungguhnya rumah yang pertama dibangun untuk manusia beribadah adalah rumah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkati dan menjadi petunjuk bagi manusia. (QS. Ali Imran: 96)



Ust. Ahmad Sarwat

5 Alasan Mengapa Nabi Muhammad Adalah Orang Arab (2)

$
0
0
2. Jazirah Arabia Adalah Posisi Strategis

Bila kita cermati peta dunia, kita akan mendapati adanya banyak benua yang menjadi titik pusat peradaban manusia. Dan Jazirah Arabia terletak di antara tiga benua besar yang sepanjang sejarah menjadi pusat peradaban manusia.

Sejak masa Rasulullah SAW, posisi jazirah arabia adalh posisi yang strategis dan tepat berada di tengah-tengah dari pusat peradaban dunia.

Bahkan di masa itu, bangsa Arab mengenal dua jenis mata uang sekaligus, yaitu dinar dan dirham. Dinar adalah jenis mata uang emas yang berlaku di Barat yaitu Romawi dan Yunani. Dan Dirham adalah mata uang perak yang dikenal di negeri timur seperti Persia. Dalam literatur fiqih Islam, baik dinar maupun dirham sama-sama diakui dan dipakai sebagai mata uang yang berlaku.

Ini menunjukkan bahwa jazirah arab punya akses yang mudah baik ke barat maupun ke timur. Bahkan ke utara maupun ke selatan, yaitu Syam di utara dan Yaman di Selatan.

Dengan demikian, ketika Muhammad SAW diangkat menjadi nabi dan diperintahkan menyampaikannya kepada seluruh umat manusia, sangat terbantu dengan posisi jazirah arabia yang memang sangat strategis dan tepat berada di pertemuan semua peradaban.

Kita tidak bisa membayangkan bila Islam diturunkan di wilayah kutub utara yang dingin dan jauh dari mana-mana. Tentu akan sangat lambat sekali dikenal di berbagai peradaban dunia.

Juga tidak bisa kita bayangkan bila Islam diturunkan di kepulauan Irian yang jauh dari peradaban manusia. Tentu Islam hingga hari ini masih mengalami kendala dalam penyebaran.

Sebaliknya, jazirah arabia itu memiliki akses jalan darat dan laut yang sama-sama bermanfaat. Sehingga para dai Islam bisa menelusuri kedua jalur itu dengan mudah.

Sehingga di abad pertama hijriyah sekalipun, Islam sudah masuk ke berbegai pusat peradaban dunia. Bahkan munurut Buya Hamka, di abad itu Islam sudah sampai ke negeri nusantara ini. Dan bahkan salah seorang sahabat yaitu Yazid bin Mu`awiyah ikut dalam rombongan para dai itu ke negeri ini dengan menyamar.

3. Kesucian Bangsa Arab

Stigma yang selama ini terbentuk di benak tiap orang adalah bahwa orang arab di masa Rasulullah SAW itu jahiliyah. Keterbelakangan teknologi dan ilmu pengetahuan dianggap sebagai contoh untuk menjelaskan makna jahiliyah.

Padahal yang dimaksud dengan jahiliyah sesungguhnya bukan ketertinggalan teknologi, juga bukan kesederhanaan kehidupan suatu bangsa. Jahiliyah dalam pandangan Quran adalah lawan dari Islam. Maka hukum jahiliyah adalah lawan dari hukum Islam. Kosmetik jahiliyah adalah lawan dari kosmetik Islam. Semangat jahiliyah adalah lawan dari semangat Islam.

Bangsa arab memang sedikit terbelakang secara teknologi dibandingkan peradaban lainnya di masa yang sama. Mereka hidup di gurun pasir yang masih murni dengan menghirup udara segar. Maka berbeda dengan moralitas maknawiyah bangsa lain yang sudah semakin terkotori oleh budaya kota, maka bangsa arab hidup dengan kemurnian niloai kemanusiaan yang masih asli.

Maka sifat jujur, amanah, saling menghormati dan keadilan adalah ciri mendasar dari watak bangsa yang hidup dekat dengan alam. Sesuatu yang telah sulit didapat dari bangsa lain yang hidup di tengah hiruk pikuk kota.

Sebagai contoh mudah, bangsa Arab punya akhlaq mulia sebagai penerima tamu. Pelayanan kepada seorang tamu yang meski belum dikenal merupakan bagian dari harga diri seorang arab sejati. Pantang bagi mereka menyia-nyiakan tamu yang datang. Kalau perlu semua persediaan makan yang mereka miliki pun diberikan kepada tamu. Pantang bagi bangsa arab menolak permintaan orang yang kesusahan. Mereka amat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang paling dasar.

Ketika bangsa lain mengalami degradasi moral seperti minum khamar dan menyembah berhala, bangsa arab hanyalah menjadi korban interaksi dengan mereka. 360 berhala yang ada di sekeliling ka`bah tidak lain karena pengaruh interaksi mereka dengan peradaban barat yang amat menggemari patung. Bahkan sebuah berhala yang paling besar yaitu Hubal, tidak lain merupakan sebuah patung yang diimpor oleh bangsa Arab dari peradaban luar. Maka budaya paganisme yang ada di arab tidak lain hanyalah pengaruh buruk yang diterima sebagai imbas dari pergaulan mereka dengan budaya romawi, yunani dan yaman.

Termasuk juga minum khamar yang memabukkan, adalah budaya yang mereka import dari luar peradaban mereka.

Namun sifat jujur, amanah, terbuka dan menghormati sesama merupakan akhlaq dan watak dasar yang tidak bisa hilang begitu saja. Dan watak dasar seperti ini dibutuhkan untuk seorang dai, apalagi generasi dai pertama.

Mereka tidak pernah merasa perlu untuk memutar balik ayat Allah sebagaimana Yahudi dan Nasrani melakukannya. Sebab mereka punya nurani yang sangat bersih dari noda kotor. Yang mereka lakukan adalah taat, tunduk dan patuh kepada apa yang Allah perintahkan. Begitu cahaya iman masuk ke dalam dada yang masih bersih dan suci, maka sinar itu membentuk proyeksi iman yang amal yang luar biasa. Berbeda dengan bani Israil yang dadanya sesat dengan noda jahiliyah, tak satu pun ayat turun kecuali ditolaknya. Dan tak satu pun nabi yang datang kecuali didustainya.

Bangsa Arab tidak melakukan hal itu saat iman sudah masuk ke dalam dada. Maka ending sirah nabawiyah adalah ending yang paling indah dibandingkan dengan nabi lainnya. Sebab pemandangannya adalah sebuah lembah di tanah Arafah di mana ratusan ribu bangsa arab berkumpul melakukan ibadah haji dan mendengarkan khutbah seorang nabi terakhir. Sejarah rasulullah berakhir dengan masuk Islamnya semua bangsa arab. Bandingkan dengan sejarah kristen yang berakhir dengan terbunuhnya (diangkat) sang nabi. Atau yahudi yang berakhir dengan pengingkaran atas ajaran nabinya.

Hanya bangsa yang hatinya masih bersih saja yang mampu menjadi tiang pancang peradaban manusia dan titik tolak penyebar agama terakhir ke seluruh penjuru dunia.



Ust. Ahmad Sarwat

5 Alasan Mengapa Nabi Muhammad Adalah Orang Arab (3)

$
0
0
4. Faktor Bahasa
 

Sudah menjadi ketetapan Allah SWT untuk mengirim nabi dengan bahasa umatnya. Agar tidak terjadi kesalahan dalam komunikasi antara nabi dan umatnya.
 

Namun ketika semua nabi telah terutus untuk semua elemen umat manusia, maka Allah menetapkan adanya nabi terakhir yang diutus untuk seluruh umat manusia. Dan kelebihannya adalah bahwa risalah yang dibawa nabi tersebut akan tetap abadi terus hingga selesainya kehidupan di muka bumi ini.
 

Untuk itu diperlukan sebuah bahasa khusus yang bisa menampung informasi risalah secara abadi. Sebab para pengamat sejarah bahasa sepakat bahwa tiap bahasa itu punya masa eksis yang terbatas. Lewat dari masanya, maka bahasa itu akan tidak lagi dikenal orang atau bahkan hilang dari sejarah sama sekali.
 

Maka harus ada sebuah bahasa yang bersifat abadi dan tetap digunakan oleh sejumlah besar umat manusia sepanjang masa. Bahasa itu ternyata oleh pakar bahasa adalah bahasa arab, sebagai satu-satunya bahasa yang pernah ada dimuka bumi yang sudah berusia ribuan tahun dan hingga hari ini masih digunakan oleh sejumlah besar umat manusia.
 

Dan itulah rahasia mengapa Islam diturunkan di arab dengan seorang nabi yang berbicara dalam bahasa arab. Ternyata bahasa arab itu adalah bahasa tertua di dunia. Sejak zaman nabi Ibrahim as bahasa itu sudah digunakan. Bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa bahasa arab adalah bahasa umat manusia yang pertama.
 

Logikanya sederhana, karena ada sebuah hadits yang menyebutkan bahwa bahasa ahli surga adalah bahasa arab. Dan asal-usul manusia juga dari surga, yaitu nabi Adam dan isterinya Hawwa yang keduanya pernah tinggal di surga. Wajar bila keduanya berbicara dengan bahasa ahli surga. Ketika keduanya turun ke bumi, maka bahasa kedua `alien` itu adalah bahasa arab, sebagai bahasa tempat asal mereka. Dan ketika mereka berdua beranak pinak, sangat besar kemungkinannya mereka mengajarkan bahasa surga itu kepada nenek moyang manusia, yaitu bahasa arab.
 

Sebagai bahasa yang tertua di dunia, wajarlah bila bahasa arab memiliki jumlah kosa kata yang paling besar. Para ahli bahasa pernah mengadakan penelitian yang menyebutkan bahwa bahasa arab memiliki sinonim yang paling banyak dalam penyebutan nama-nama benda. Misalnya untuk seekor unta, orang arab punya sekitar 800 kata yang identik dengan unta. Untuk kata yang identik dengan anjing ada sekitar 100 kata.
 

Maka tak ada satu pun bahasa di dunia ini yang bisa menyamai bahasa arab dalam hal kekayaan perbendaharaannya. Dan dengan bahasa yang lengkap dan abadi itu pulalah agama Islam disampaoikan dan Al-Quran diturunkan.
 
5. Arab Adalah Negeri Tanpa Kemajuan Material Sebelumnya
 

Seandainya sebelum turunnya Muhammad SAW bangsa arab sudah maju dari sisi peradaban materialis, maka bisa jadi orang akan menganggap bahwa Islam hanyalah berfungsi pada sisi moral saja. Orang akan beranggapan bahwa peradaban Islam hanya peradaban spritualis yang hanya mengacu kepada sisi ruhaniyah seseorang.
 

Namun ketika Islam diturunkan di Jazirah Arabia yang tidak punya peradaban materialis lalu tiba-tiba berhasil membangun peradana materialis itu di seluruh dunia, maka tahulah orang-orang bahwa Islam itu bukanlah makhluq sepotong-sepotong. Mereka yakin bahwa Islam adalah sebuah ajaran yang multi dimensi. Islam mengandung masalah materi dan rohani.
 

Ketika sisi aqidah dan fikrah bangsa Arab sudah tertanam dengan Islam, ajaran Islam kemudian mengajak mereka membangun peradaban materialis yang menakjubkan dalam catatan sejarah manusia. Pusat-pusat peradaban berhasil dibangun bangsa-bangsa yang masuk Islam dan menjadikan peradaban mereka semakin maju.
 

Logikanya, bila di tanah gersang padang pasir itu bisa dibangun peradaban besar dengan berbekal ajaran Islam, maka tentu membangun peradaban yang sudah ada bukan hal sulit.



Ust. Ahmad Sarwat

Merasakan Manisnya Iman Dengan Mencintai Rasul SAW

$
0
0
"Allah menjadikan pahala bagi orang yang dengan tulus mengikuti Rasulullah SAW berupa kecintaan-Nya kepadanya. Karena, ketulusan mengikuti Nabi SAW dapat menumbuhkan rasa mencintai dan dicintai sekaligus. Dengan begitu, sempurnalah proses cinta. Tidak cukup engkau mencintai Allah. Allah pun harus mencintaimu juga. Dia tidak akan mencintaimu jika kamu tidak mengikuti kekasih-Nya lahir dan batin.


Allah SWT akan mencintaimu jika kamu membenarkannya, mengikuti perintahnya, menjawab seruannya, mendahulukan ketaatan kepadanya, meninggalkan hukum yang lain untuk tunduk pada hukumnya, meninggalkan kecintaan kepada mahluk lainnya dan semata-mata mencintainya. Inilah yang dimaksud dengan ”Ikutilah aku, Allah akan mencintaimu."


Rasulullah SAW, "Ada tiga hal yang bila ada semuanya pada diri seseorang, ia akan merasakan manisnya iman. 

Pertama, Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari apa pun selain keduanya; 

Kedua, ia mencintai orang semata-mata karena Allah; dan 

Ketiga, ia benci untuk kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya seperti ia benci untuk dilemparkan ke dalam api Neraka," (HR Bukhari).


Rasulullah SAW mengajarkan bahwa bagi umatnya yang mencintainya, maka Allah SWT akan menggabungkan para pecinta tersebut, baik secara ruhaniyah di dunia dan secara hakiki di akhirat dengan kekasih-Nya. Sebagaimana kisah yang diriwayatkan oleh Sufyan bin Qudamah. 

Beliau berkata, "Aku hijrah ke Medinah dan aku bertemu Nabi Saw. Aku menyapanya, ‘Ya Rasul Allah, berikan tanganmu, aku mau berbai'at." 

Beliau kemudian menjulurkan tangannya kepadaku. Aku bertanya kepadanya, "Ya Rasul Allah, aku mencintaimu." 

Beliau pun bersabda, "Manusia akan digabungkan bersama orang yang dicintainya."


Seorang lelaki bertanya kepada Nabi SAW tentang Hari Kiamat. Beliau bertanya, "Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?" 

Orang itu menjawab,"Tidak ada sama sekali. Tetapi saya mencintai Allah dan Rasul-Nya." 

Beliau bersabda, "Engkau beserta orang yang engkau cintai."





Al-Qasthulani dalam kitab Al-Mawahib Al-Laduniyah

Mengapa Kita Harus Ikut Majelis Taklim

$
0
0
Diriwayatkan, bahwa Allah Ta'ala menghisab seorang hamba, ternyata keburukannya lebih berat. Maka dia diperintahkan untuk dibawa ke neraka. 

Ketika dia telah dibawa, Allah berfirman kepada Malaikat Jibril,"Susul lah hamba-Ku dan tanyalah, apakah dia pernah duduk di majelis orang alim ketika di dunia, agar Aku dapat mengampuninya dengan syafa'atnya?"

Maka Jibril bertanya kepada hamba itu, lalu dia menjawab, "Tidak pernah." 

Maka berkatalah Jibril,"Wahai Tuhan, Engkau lebih mengetahui keadaan hamba-Mu."

Lalu Allah berfirman, "Tanyakanlah, apakah dia mencintai seorang alim?" 

Maka Jibril pun bertanya kepadanya, lalu dia menjawab,"Tidak."


Allah berfirman lagi, "Wahai Jibril tanyakanlah, apakah dia pernah duduk satu meja dengan orang alim?" 

Jibril pun bertanya kepadanya, tetapi dia menjawab, "Tidak."


Lalu Allah berfirman lagi, "Wahai Jibril, tanyakanlah nama dan nasabnya. Jika namanya sama dengan nama seorang alim, maka dia akan kuampuni."

Maka Jibril bertanya kepadanya, tetapi ternyata tidak sama.


Kemudian Allah berfirman kepada Jibril, "Peganglah tangannya dan masukkan dia ke dalam surga, karena dia mencintai seseorang yang orang itu mencintai seorang alim." 

Lalu diapun diampuni dengan keberkahan menyintai orang yang menyintai orang alim. Wallahu A'lam.


Semoga Allah SWT melimpahkan keberkahan kepada kita semua dalam hidup dan mati dalam membawa iman serta termasuk di dalam fadhilah hadits ini, Rasulullah SAW bersabda :


ﻣَﻦْ ﺩَﻝَّ ﻋَﻠﻰَ ﺧَﻴْﺮٍﻓَﻠَﻪُ ﻣِﺜْﻞُ ﺃَﺟْﺮِﻓَﺎﻋِﻠِﻪِ


Barangsiapa yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan maka baginya seperti pahala pelakunya. (HR Muslim)





Dikutip dari kitab Annawa'dir, karya Al-A'lim Al Alamah Assyeikh Shihabuddin Ahmad Bin Salamah Al Misri Al Kalyubi As Sya'fii Rahimahullahu Taa'la

Landasan Hukum Mahallul Qiyam

$
0
0
Saat pembacaan Maulid / Marhabanan seringkali kita lihat jamaah berdiri sambil melanjutkan bacaan Maulid atau kisah hidup Rasulullah SAW. Inilah yang disebut dengan Mahallul Qiyam, yaitu berdiri bersama-sama untuk menyambut kehadiran Rasulullah SAW di dalam hati sanubari. Mahallul Qiyam merupakan ekspresi spontanitas sebagai wujud penghormatan atas kehadiran Rasulullah SAW di dalam kalbu setiap muslim yang tulus.


Adapun kehadiran beliau di dalam Majelis, kita sebagai muslim tidak meyakininya secara pasti, meskipun para ulama dan riwayat ada yang mengatakan kehadiran arwah kaum muslimin apalagi orang-orang shaleh sangat dimungkinkan. Lebih-lebih lagi arwah para nabi dan rasul datang kepada umatnya.


Imam Malik rahimahullahu Ta’ala pernah berkata :


ﺑَﻠَﻐَﻨِﻲْ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﺮُّﻭْﺡَ ﻣُﺮْﺳَﻠَﺔٌ ﺗَﺬْﻫَﺐُ ﺣَﻴْﺚُ ﺷَﺎﺀَﺕْ } ﺍﻟﻌﻘﻴﺪﺓ

ﻟﻮﺍﻣﻊ ﺍﻷﻧﻮﺍﺭ ﺍﻟﺒﻬﻴﺔ ﻭﺳﻮﺍﻃﻊ ﺍﻷﺳﺮﺍﺭ ﺍﻷﺛﺮﻳﺔ

ﻣﺤﻤﺪ ﺍﻟﺴﻔﺎﺭﻳﻨﻲ ﺍﻟﺤﻨﺒﻠﻲ

ﺍﻟﻤﻜﺘﺐ ﺍﻷﺳﻼﻣﻲ - ﺩﺍﺭ ﺍﻟﺨﺎﻧﻲ

ﺳﻨﺔ ﺍﻟﻨﺸﺮ : 1411 ﻫـ / 1991 ﻡ

ﺭﻗﻢ ﺍﻟﻄﺒﻌﺔ : ---

ﻋﺪﺩ ﺍﻷﺟﺰﺍﺀ : ﺟﺰﺀ ﻭﺍﺣﺪ }


Telah sampai kepadaku berita bahwa arwah dapat pergi kemana dia kehendaki


Salman al-Farisi radhiyallahu ‘anhu pula berkata:


ﺃَﺭْﻭَﺍﺡُ ﺍﻟﻤُﺆْﻣِﻨِﻴْﻦَ ﻓِﻲْ ﺑَﺮْﺯَﺥٍ ﻣِﻦَ ﺍﻷَﺭْﺽِ ﺗَﺬْﻫَﺐُ ﺣَﻴْﺚُ ﺷَﺎﺀَﺕْ


Roh-roh orang mukmin di alam barzakh, pergi ke mana dikehendaki. (Sebagaimana tersebut didalam kitab ar-Ruh oleh Ibn Qayyim, halaman144)


Belakangan ini marak sekali sebagian kalangan bertanya bertanya bahkan cenderung mempermasalahkan kalau berdiri saat bacaan Maulid nabi SAW itu merupakan perbuatan tercela. Padahal kalau kita mau mencermati Hadits-hadits Nabi atau Kitab-kitab karya ulama Salafus-Shalih berdiri dalam hal ini merupakan penghormatan yang dianjurkan.


Berikut saya paparkan dalil-dalinya:


1. Berdiri kepada orang yang kita hormati adalah syariat agama yang dianjurkan begitu juga hal nya berdiri ketika merasakan kehadiran Rasulullah dlm hati kita. Nabi Muhammad SAW bersabda,


ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ﺍﻟْﺨُﺬْﺭِﻱّ ﻗَﺎﻝَ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻟِﻠْﺄَﻧْﺼَﺎﺭِ : ﻗُﻮْﻣُﻮْﺍ ﺇﻟَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻛُﻢْ ﺃﻭْ ﺧَﻴْﺮِﻛُﻢْ . ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ


Dari Abi Said Al-Khudri, beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda kepada para sahabat Ansor,” Berdirilah kalian untuk tuan kalian atau orang yang paling baik di antara kalian.” (HR Muslim).


2. Mahallul Qiyam merupakan pengagungan Kepada Rasulullah SAW


ﻓﺎﺋﺪﺓ : ﺟﺮﺕ ﺍﻟﻌﺎﺩﺓ ﺃﻥ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺇﺫﺍ ﺳﻤﻌﻮﺍ ﺫﻛﺮ ﻭﺿﻌﻪ ﻳﻘﻮﻣﻮﻥ ﺗﻌﻈﻴﻤﺎ ﻟﻪ ﻭﻫﺬﺍ ﺍﻟﻘﻴﺎﻡ ﻣﺴﺘﺤﺴﻦ ﻟﻤﺎ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ ﺗﻌﻈﻴﻢ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻭﻗﺪ ﻓﻌﻞ ﺫﻟﻚ ﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﻋﻠﻤﺎﺀ ﺍﻷﻣﺔ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﻘﺘﺪﻯ ﺑﻬﻢ ﺍﻩ


(Faedah) Telah menjadi kebiasaan saat orang-orang mendengar disebutkan kelahiran (Maulid) Nabi Muhammad, mereka berdiri untuk memberikan penghormatan, berdiri semacam ini dianggap bagus/ istihsan karena di dalamnya mengandung pengagungan terhadap Nabi, dan yang demikian telah dikerjakan oleh mayoritas Ulama yang pantas untuk diikuti. (Syaikh Abu Bakar Muhammad Syathaa ad-Dimyaathi “ I’aanah at-Thoolibiin III/363 ).


3. Mahallul Qiyam Merupakan Bid’ah Hasanah


ﻭﻣﻦ ﺍﻟﻔﻮﺍﺋﺪ ﺍﻧﻪ ﺟﺮﺕ ﻋﺎﺩﺓ ﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺍﺫﺍ ﺳﻤﻌﻮﺍ ﺑﺬﻛﺮ ﻭﺿﻌﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻣﻮﺍ ﺗﻌﻈﻴﻤﺎ ﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﻫﺬﺍ ﺍﻟﻘﻴﺎﻡ ﺑﺪﻋﺔ ﻻ ﺃﺻﻞ ﻟﻬﺎ : ﺃﻱ ﻟﻜﻦ ﻫﻲ ﺑﺪﻋﺔ ﺣﺴﻨﺔ , ﻻﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﻛﻞ ﺑﺪﻋﺔ ﻣﺬﻣﻮﻣﺔ . ﻭﻗﺪ ﻗﺎﻝ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻋﻤﺮ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻨﻪ ﻓﻲ ﺍﺟﺘﻤﺎﻉ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻟﺼﻼﺓ ﺍﻟﺘﺮﺍﻭﻳﺢ : ﻧﻌﻤﺖ ﺍﻟﺒﺪﻋﺔ


Al-‘Allaamah Burhanuddin Al-Halaby berkata “Termasuk faedah-faedah yang biasa terjadi dikebanyakan masyarakat adalah saat mereka mendengar disebutkan kelahiran Nabi Muhammad SAW, mereka berdiri untuk memberikan penghormatan, Sesungguhnya berdiri semacam ini termasuk bidah yang tidak ada asalnya namun ia tergolong bidah yang baik/Hasanah karena tidak setiap bidah itu tercela, adalah sayyidina Umar ra berkata saat mengumpulkan orang-orang untuk melaksanakan shalat taraweh “Sebaik-baiknya bid’ah adalah yang ini(shalat tarawih dengan berjamaah)”, dan yang demikian telah dikerjakan oleh mayoritas Ulama yang pantas untuk diikuti.  (As-Sirah al-Halabiyyah I/136)
 

"ﺟﺮﺕ ﺍﻟﻌﺎﺩﺓ ﺑﺄﻧﻪ ﺇﺫﺍ ﺳﺎﻕ ﺍﻟﻮﻋﺎﻅ ﻣﻮﻟﺪﻩ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﺫﻛﺮﻭﺍ ﻭﺿﻊ ﺃﻣﻪ ﻟﻪ ﻗﺎﻡ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻋﻨﺪ ﺫﻟﻚ ﺗﻌﻈﻴﻤﺎ ﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﻫﺬﺍ ﺍﻟﻘﻴﺎﻡ ﺑﺪﻋﺔ ﺣﺴﻨﺔ ﻟﻤﺎ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ ﺇﻇﻬﺎﺭ ﺍﻟﺴﺮﻭﺭ ﻭﺍﻟﺘﻌﻈﻴﻢ ﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺑﻞ ﻣﺴﺘﺤﺒﺔ ﻟﻢ ﻏﻠﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺤﺐ ﻭﺍﻹﺟﻼﻝ ﻟﻬﺬﺍ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﻓﻀﻞ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺃﺗﻢ ﺍﻟﺘﺴﻠﻴﻢ


Berkata al-Allaamah an-Nabhaany “Telah menjadi kebiasaan saat para penasehat menghaturkan bacaan Maulid Nabi kala tiba pada kalimah ﻭﺿﻊ ﺃﻣﻪ ﻟﻪ (Beliau dilahirkan oleh ibunya), orang-orang berdiri untuk memberikan penghormatan, berdiri semacam ini bid’ah hasanah karena menampakkan kebahagiaan dan pengagungan pada Nabi bahkan dapat tergolong sunnah saat dilakukan dengan penuh rasa suka cita dan pengagungan pada Nabi”. (Jawaahir al-Bihaar III/383)





Ust. Bakhtiar M. Rum
Viewing all 3027 articles
Browse latest View live